Hai
hai, kita kembali lagi pada segment yang sentimentil dan aku selalu
gercep untuk menuliskannya. Apakah ini pertanda curhat colongan ya? Hehe
bisa saja, menurutku curhat oke oke saja asal ditempatkan di wadah yang
tepat dan bisa kita ambil hikmahnya, terlebih jika saat kita telah
mempublikasikannya.
Nah kenapa judulnya bikin termehek-mehek? Karena sesungguhnya
segala hal tentang Ayah bikin aku selalu baper. Dan untuk kenangan masa
kecil yang bisa aku kenang hingga sekarang adalah masa kecil yang aku habiskan di Ternate. Waktu itu umurku masih di Taman Kanak-Kanak sedangkan adikku masih todler, bayangkan saja gimana aktifnya kita berdua. Hingga tiba hari itu, dimana Ayah mengajakku menggali gundukan tanah yang terpendam dan disanalah banyak terpendam harta
karun.
Apalagi
harta karunnya kalo bukan makanan, permen dan mainan. Waktu itu rasanya
berharga banget bisa main pasir bareng sama Ayah dan juga adik.
(Foto nyomot dari Facebook) |
Berikutnya saat waktu sore hari,
menghabiskan sisa sore hari dengan naik motor sepanjang jalan yang aku
tidak ingat dimana letaknya. Yang jelas saat itu aku masih di Ternate, melihat semburat
senja yang indah serta burung-burung terbang menuju tempat
peristirahatan. Yang tak kalah menyenangkannya adalah ketika berkunjung ke pantai bersama dengan rekan kantor Ayah dan mamah sewaktu di Ternate, ga akan pernah lupa deh. Karena apa? Aku ditanam di dalam lubang pasir yang dibuat di pinggiran pantai dengan sengaja, lalu sepeti ditimbun setengah badan. Alhasil aku yang saat itu masih belum mengerti, hanya bisa menangis histeris. Aku bisa mengingatnya, ketika aku melihat kumpulan foto-foto sewaktu kecil dan menemukan satu foto dipantai ini, ada sebersit kenangan yang memanggil dan aku merasakan ada di tempat walaupun samar.
Tak hanya pada bagian yang sangat menggembirakan saja, aku dan Ayah selalu bersama di saat tanggungan dalam hidup terasa terhimpit. Waktu itu aku remaja setiap pulang sekolah membantu Ayah dalam usaha telur asin. Aku melihat
waktu kurang tidurnya beliau serta harus mengantar pesanan telur asin,
belum lagi mengambil ke vendor telur bebek. Aku yang saat itu bertugas sebagai pencuci telur-telur bebek yang sudah ada di tray yang siap untuk di lapisi dengan adonan penghasil rasa asin dari telur bebek ini. Dan juga aku selalu bertugas berbelanja ke grosir terdekat, membeli garam balok dengan dorongan yang untuk air mineral galon.
Ketika saat ini menuliskan perjuangan papah, aku sangat salut pokoknya sama beliau juga aku sangat yakin, papah orang yang sangat baik. Jika sobat blogger bertanya seberapa baper nya aku sama Ayah, bisa cek postingan izin menikah aku disini ya, disana semua kosa kata seolah tumpah ruah untuk papahku tersayang. Semoga papah baca ya tulisan aku ini. Oh iya, adakah kenangan sobat blogger bersama ayah? Yuk share di kolom komentar ya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKok jadi sedih y mb
BalasHapusApalagi kalau baca ini sambil denger lagunu seventeen yg ayah
Nyesek mb
Sisi romantis dg ayah emng ketika kita melihat perjuangan beliau bwt kluarga y mb
Ibaratny kepala jd kaki kaki jd kepala
Trus ketika ayah ngejaga anak gadisny smpe nikah smpe ad yg jagain yaitu suami
Tu kan mewekk
Ayah
HapusHe can't be replaced
Aku lebih deket ke Bapak ketimbang ke Ibuk. Tapi, aku paling susah bilang sayang sama Bapak dibanding sama Ibuk.
BalasHapusAku nggak bisa comment mbak, hix, sedih, saat ini Baba (panggilan ayah untuk orang betawi), belum bisa ngasih apa-apa ke baba. Semoga yang telah aku lakukan untuk baba saat ini sedikit banyak bisa membalas segala kebaikan baba...
BalasHapusYang pasti kenangan bersama ayah adalah perjuangan ayah memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Ikutan baper baca ini.
BalasHapusHiks, kalo saya dulu sering main ular tangga sama bapak. Sayang sekali bapak sudah meninggal pas saya nikah.
BalasHapusmasya Allah, jadi teringat belum bisa kasih apa-apa untuk papa tercinta. momen yang berharga rasanya banyaak sekali
BalasHapuskenangan saya bersama ayah waktu kecil sering diajak ke pasar loak, lihat macam-macam barang second. Kalo ada yang menarik baru ditawar dan dibeli. Jadilah di rumah kami ada banyak jam weker dan jam dinding, radio, sepeda mini dan banyak barang-barang lain. Sampai sekarang saya jadi suka berburu majalah, novel dan buku-buku lama. Ayah saya juga yang sudah berjasa menumbuhkan minat baca anak-anak dengan membelikan berbagai buku bacaan walaupun berupa buku-buku lama atau bekas.
BalasHapusKangen Bapak jadinya, Beliau akan selalu di hati ... tak tergantikan
BalasHapusAku sensitif banget klo bahas soal ayah. heheh.. kami saling sayang tp sama2 sulit mengekspresikan sayangnya.
BalasHapusterharuuu bacanya. Jadi ingat juga waktu Ayah merintis udaha konveksi dan benih padi. Kami semua ikut membantu walaupun saya sebagai anak yang masih kecil suka ngerecokin bahkan merusakkan alat-alat yang dipakai, namun ayah dan ibu maklum saja. ah jadi kangen...
BalasHapusMy Dad of course is my first love.
BalasHapusSebagai anak sulung perempuan, saya dekat banget dengan beliau. Sayangnya, saya tak bisa lagi menatap wajahnya karena beliau sudah berpulang 11 tahun yg lalu.
Pastinya ada postingan blog yg saya persembahan untuk beliau juga, spt yg Mbak Grandys lakukan ini.
Salam hormat buat ayahanda, ya :)
bener banget mbak, kenangan bersama ayah juga selalu bikin saya baper, apalagi sebagai anak perempuan yang setelah menikah terpaksa harus berjarak dengan ayah karena harus merantau ikut suami,
BalasHapusbaca postingan ini jadi ikutan baper, kangen ayah di papua :')
Saya kok teringatnya lebih ke ayah dari anak-anak alias suami saya ya... mungkin karena suami sudah lebih dulu pergi meninggalkan putra-putri yang biasa "dimanjanya", saya melihat suami sebagai sosok ayah yang begitu penyayang kepada anak-anak yang saya lahirkan...
BalasHapusAhh banyak mbak..
BalasHapusApalagi aku dekat bgt sama papaku..
Yg paling berk3san adalah saat papa selalu belikan aku majalah, dari kecil sampai kuliah, da gitu majalahnya ganti sesuai usiaku
Ayahnya Grandys dulu jualan telor asin. Kalau ayah ku dulu jualan susu sapi murni ambil dari Batu Malang. Sedihnya kalau ingat kebaikan dan sosok para Ayah ya. Semoga di usia senjanya kita sbg anak masih bisa membahagiakan lahir dan batin. Auto ingat ayah di Malang huhu
BalasHapus