Pagi ini aku berkesempatan untuk hadir di acara FLP Ciputat
dengan seminar Eksistensi Dunia Literasi dalam Mengabadikan Karya di Era
Milenial dan rangkaian oprec nya FLP
yaitu stadium general untuk angkatan di tahun ini. Aku berencana akan ikut
sampai selesai, namun ada sesuatu dan lain hal aku memutuskan untuk mengikuti
sampai seselesainya seminar yang mengundang 3 narasumber kece-kece ini, yaitu
mb Ani Berta, Mba Lisa dan kang Koko Nata.
(kece banget sih ini) |
Pertama-tama kita disuguhkan acara tarian asal Sulawesi
Selatan yaitu Tari Indo Logo yang ada beberapa modifikasi saman nya juga. Lalu
masuk ke materi pertama yang dibawakan oleh mba Ani Berta, selaku founder dari
Komunitas ISB. Mba Ani melakukan banyak sharing tentang seluk beluk dunia
blogging secara general. Darimana ide kreatif itu bisa menjadi sebuah tulisan
yang bermanfaat dengan rajin-rajin menyelami ide yang bertebaran bagai debu,
proses resign yang dilakukan mba Ani sebagai accounting dan menjadi full time
blogger.
(Mba Ani dan Wakil Ketua FLP Ciputat) |
Dengan adanya sharing seperti ini, aku menjadi semakin penasaran bagaimana
mengatur ritme pekerjaan sebagai freelance menulis di era digital ini apakah
masih bisa terus eksis. Dan mba Ani pun menjelaskan bahwa mempunyai akun blog,
kita dimudahkan tanpa ada batasan harus menulis seperti apa, yang penting nulis
dulu aja. Dan kita bisa mencari pundi-pundi melalui dunia blog ketika sudah
menguasai pekerjaan seperti blog walking untuk menaikan DA/PA, page view dan
juga secara otomatis akan mendapat undangan dari perusahaan yang akan
meluncurkan produk terbarunya, bahkan pemerintahan juga.
(selfie time w/ mb Lisa) |
Selanjutnya sharing session oleh mba Lisa selaku founder
dari penerbit Haru. Ya ampun, pas tau mba Lisa itu founder dari penerbit Haru,
akunya jadi terharu. Soalnya, buku bacaan aku sewaktu SMA adalah yang cover-nya
korea-korea gitu guys. Jadi merasa super flashback aja ini. Mba Lisa memberikan
banyak pengantar bagaimana menerbitkan sebuah karya berbentuk tulisan kepada
penerbit. Mba Lisa pun bercerita tentang minat baca dari market pembelian
terbitan haru adalah dengan tema romance, Asian, fan fiction. Sehingga banyak
tersedia platform membaca online.
Ada beberapa hal yang jangan sampai luput dari penulis, missal
tulisan sudah oke namun naskah tidak dikenali genre nya apa sehingga asal-asalan
dalam mengirimkan ke penerbit. Untuk tau karakter tulisan kita biar jadi “jodoh”
dengan penerbit adalah rajin-rajin kepo pada akun social media nya penerbit.
Yang seringkali tim penerbitan men-skip bahkan menolak naskah karena tidak
sesuai segementasi pasar, menulis draft tulisan pada body email, mengirimkan
satu naskah sekaligus lebih dari satu penerbit sehingga penerbit kebingungan draft ini ditujukan ke penerbit yang mana.
Ketika proses mengirimkan naskah selesai, ada proses waktu
tunggu dan kesabaran kita benar-benar diuji disini, sehingga hindari
bertanya-tanya secara berkala ke penerbit hingga terkesannya mengancam. Setiap
penrbit mempunyai waktu konfirmasi yang berbeda, yaitu minimal adalah 3 bulan
dari waktu kita mengirimkan naskah.
Setelah waktu tunggu itu usai dan ada sebuah kepastian
diterima, pihak penerbit akan memberikan kabar dengan cara menghubungi penulis
dan memberitahukan bahwa editor akan merevisi naskah lalu diajak untuk
berdiskusi dan ditentukan deadline penyelesaian naskah. Bersamaan dengan itu
penerbit akan menginfokan terkait royalti yang bisa dalam 2 bentuk yaitu,
membeli putus atau pembayaran royalti 8-10% dan juga proses pembuatan cover
buku. Jika temen-temen jago design, hal in bisa sangat flexible dengan
berdiskusi langsung kepada editor.
Lalu apa jadinya ketika naskah ditolak? Ada beberapa yang
memberikan feedback berupa kritikan atau kita membuat karya yang baru lagi agar
waktu tidak terbuang sia-sia, dan naskah tersebut bisa ditawarkan kepada
penerbit lainnya yang siapa tau memang “jodohnya”.
Masuk ke narasumber yang ketiga yaitu kang Koko Nata sebagai
creative content developer juga blogger membawa wawasan yang menyenangkan saat
penyampaian materinya. Kang koko bercerita banyak sekali media tak hanya
blogger atau platform sejenis yang membutuhkan penulis, saat ini web content
sebuah perusahaan ataupun start up sangat membutuhkan content writer nya.
Banyak sekali cerita yang diulas disini seperti pekerjaan admin dari social media
yang jangan sampai melakukan kesalahan posting hal pribadi ke akun client nya.
Ada juga storial.co sebagai platform yang apabila lebih dari 3 bab, bisa
menghasilkan pundi-pundi karena ketika pembaca meminta penulis melanjutkan
ceritanya dan akan ditukarkan dengan koin.
Serta buzzer media sosial yang saat ini
sangat hangat dan sedang trend sebagai media promosi. Pada intinya, apapun media
yang kit agerakan untuk menulis, pesannya adalah tetap pada jalur yaitu
menebarkan kebaikan. Sehingga, mba Ani menjelaskan ketika ada tawaran job,
sebagai client kita harus pintar-pintar dalam mempelajari portofolio perusahaan
dan juga briefing dari agency-agency yang menawarkan pekerjaan tersebut. Para
narasumber pun secara bergantian menjawab pertanyaan tentang ide tulisan yang
based on true story dan penulis sering dibuat gelisah oleh pembaca, ketika
menebak bahwa isi dari keseluruhan tulisannya adalah milik penulis. Memang bisa
benar bisa tidak, karena sejatinya ketika sebuah kisah nyata telah dituliskan
maka jatuhnya sebuah ceita menjadi fiksi. Kang Koko pun menjelaskan ada 2 hal
yang harus dibedakan dalam menulis kisah pribadi, apakah sebagai katarsis atau
sebagai tulisan yang dibagikan ke publik. Karena jangan sampai ketika terpublish,
tidak ada unsur lesson learned yang akan disampaikan ke para pembaca, namun
luapan dari penulis yang tanpa proses penyaringan dan pengolahan-pengolahan
lainnya.
(senangnya bisa selfie dengan bupon ISB) |
Demikianlah banyak sekali insight yang aku dapatkan saat hadir di Aula Pisangan Ciputat ini semoga sharing ini bermanfaat ya. Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community #Day4
wah seru ya mba, sering banget ya ngunjungi seminar-seminar kek gini. Semoga bisa terus melesat bersama blognya. Aamiin
BalasHapusalhamdulillah lagi bisa banget hadir mba Step, Insya Allah semoga Allah permudah ya mba, terima kasih juga buat bimbingannya mba Step :)
HapusDunia literasi semakin terbuka lebar. Semoga memudahkan kita yang benar2 pengen menyalurkan hobi menulis.
BalasHapusDuh, kangen ikut kegiatan FLP.
BalasHapusSemoga FLP di tempat saya makin aktif juga
Trims saran terakhirnya. Intinya boleh aja curhat, tapi tetap harus ada unsur edukasinya kan yak. Semangat! *semangatindiribiarrajinnulis
BalasHapusBetul, apapun medianya tetap junjung tinggi untuk menulis tentang kebaikan ya mba.
BalasHapusPengen banget ikut acara yang bisa mengedukasi penulis seperti ini. Btw, saya sampai bingung membaca paragraf awal kalau tari Saman berasal dari Sulawesi Selatan. Gak salah, nih, Mba? Atau saya yang salah informasi?
BalasHapusAcara yang mengedukasi inilah sebaiknya yang diikuti para emak, biar kita-kita ini makin cerdas. Nice info mbak
BalasHapusmakin suksessss untuk blognya ya mb! saya juga mupeng dengan blogger senior yang cihuiiii maksimal sepak terjangnya, pastinya dengan konsistensi luar biasaaaa
BalasHapusMbak, tari saman dari Aceh dan itu bukan Saman karena saya baru ikut seminarnya:)
BalasHapusSenangnya bisa dapat ilmu dari para narasumber yang kompetensinya tak perlu diragukan lagi..Pasti banyak ilmu didapat dari sini:)
Sori mba Di, kemarin saat proses tarian ada unsur tarian saman nya dan disampaikan oleh MC. Nama tariannya saya salah hehe, Indo Logo dari Sulsel. Thanks buat reminder nya mba, sudah saya koreksi di blog :)
HapusMasalah genre nih yang aku sering lost. Niat awal nulis genre apa, tiba-tiba nyungsep ke genre apa. Ini kali ya yang bikin naskahku gak selesai-selesai, hiks hiks, berasa kurang fokus aja kalau udah sampai tengah jalan.
BalasHapusPunten...FLP itu singkatan apa ya? Scroll bolak balik engga nemu. Btw...acaranya seru. Semoga makin semangat menulisnya, baik ngeblog maupun nulis buku.
BalasHapusWah seru acaranya, banyak ilmu yang didapat ya mbak....makasih banyak sharingnya harus lebih rajin menulis lagi nih....
BalasHapusNiat saya ngeblog dan nulis di socmed juga untuk mmenebar kebaikan. Minimal apa yang saya tuliskan bisa bermanfaat buat orang lain :)
BalasHapusAcara yang keren mbak, senang banget ya bisa ngumpul dengan orang2 yang penuh inspiratif. Semoga di Pontianak bisa ada acara sejenis, nambah motivasi buat nulis dan ngebog.
BalasHapusSeru banget sepertinya ya acaranya mbak. Bisa dapat banyak ilmu baru. Tentang masalah penerbitan, memang ya... Salah satu syarat jadi penulis itu, harus saaaabaaaaar,hehe. Kalau mentor saya selalu ngajarin, setiap kirim naskah,langsung lupakan,hehe
BalasHapusJadi kangen FLP Bekasi hehe
BalasHapusWah aku kenal tuh mb sama aalah satu narsumnyaa