Hobi Travelling? Simak Gerakan One Earth Movement oleh Batiqa Hotel Karawang

(One Erath Movement, CSR Batiqa Hotels. Dokpri)

Hai sobat traveler semuanya, berapa hari ini aku tidak menyapa nih. Dan sekalinya menyapa aku punya kabar bagus lho yang datang dari kota kebesaranku yaitu Karawang. Cukup drama saat harus melewati jalanan irigasi untuk sampai di lokasi tujuan, yaitu Batiqa Hotel Karawang, yang masuk dalam kawasan Surya Cipta ini memang lumayan jauh dari kota Rangasdengklok hehe.

So, hari ini aku berkesempatan untuk mengikuti acara yang sungguh mulia sekali karena berkenaan dengan movement kita sebagai penduduk bumi, yang tidak ingin bumi ini kita tinggalkan dalam keadaan yang rusak sehingga tidak bisa dinikmati kelak oleh anak atau cucu-cucu kita nantinya.

Program One Earth Movement by Batiqa Hotel Karawang

(Ka Anisa Malati, Pak Budi S, Mr. Matthew, Pak Amir, Mb Wawa. Dokpri)

Aku bisa merasakan bahwa semkain pesatnya pertumbuhan sektor di bidang pariwisata akan linier juga dengan banyaknya kerusakan alam yang sedikit demi sedikit kita rasakan jikalau kita mengunjungi tempat wisata. Apalagi tempat wisata tersebut andai dikata baru saja ditemukan lalu mulai di sounding-kan ke publik, resiko akan terjadinya keruskan lingkungan akan bertambah.

Oleh sebab itu, disebuah kesempatan yang sangat baik ini, Batiqa Hotel Karawang sebagai pelaku sektor usaha dibidang bisnis dan pariwisata yang merupakan bagian dari PT Surya Semesta Internusa, Tbk melakukan sebuah gerakan yaitu "One Earth Movement" melalui concious hospitality. Aku beruntung banget hadir di Batiqa Hotel Karawang ini dan menjadi saksi bahwa sebagai pelaku bisnis di bidang pariwisata memiliki sebuah peran dalam menjaga kelestarian lingkungan apalagi pembangung hotel itu pasti dekat dengan sebuah komplek atau lokasi wisata (yang tidak hanya perkantoran/sektor bisnis saja).

Dengan core value yang diangkat dari program One Earth Movement ini adalah "Membangun Indonesia yang Lebih Baik" maka bentuk concious hospitality ini adalah dukungan terhadap konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim dan ekosistem laut sesuai dengan UN SDGs (United Nations Suistainable Development Goals). Hadirnya narasumber di Batiqa Hotel ini semakin semarak karena kaya akan pengetahuan tentang bentuk Onea Erath Movement itu seperti apa dan juga seluk beluk tentag pengalaman berwisata, ada bapak Amir Michael Tjahaja  (Vice President Director BHM Hospitality), Mr.Matthew Lim (Operasional Director BHM Hopsitality), Budi Santoso (Operational Director Development The Nature Conservancy) dan Anisa Malati (Travel Influencer).

Dalam talkshow nya ini, pak Amir menjelaskan bahwa adanya 3 pilar core value yang dimiliki bersamaan dengan PT Surya Semesta Internusa Tbk yang memiliki 3 lini bisnis (konstruksi, properti dan perhotelan) berupa bisa dipercaya, berusaha yang terbaik dan customer focus sangat yakin turut serta untuk membangun Indonesia lebih baik dalam sektor pendukung pariwiasata, yaitu perhotelan. Begitu pula ketika Mr. Matthew ketika menceritakan perjalanan travelling nya ke berbagai negara, dan sangat tertarik dengan potensi alam yang sungguh indah yang dimiliki oleh Inonesia ini dengan harapan perlu adanya sektor pendukung dari segi pariwisata yaitu perhotelan yang tetap menjaga dan memperhatikan kelestarian lingkungan sekitarnya.

Hobi travelling harus punya mental "Membangun Indonesia Lebih Baik"

Siapa yang hobi travelling, ga harus jauh-jauh juga sih gaes, asalkan kita pmengunjungi sebuah tempat untuk bisa berkontemplasi, banyak hal yang menjadikan diri kita kaya akan pengalaman dan bisa menjadi manusia yang lebih baik tentunya. Apalagi ketika kita berwisata, tidak lepas dari sampah yang kita hasilkan sendiri, seperti bungkus snack atau makanan yang telah kita konsumsi, beberapa produk bathroom yang kita pakai dalam agenda travelling pastinya yang sekali pakai kan. Nah hal-hal seperti inilah yang menjadi sorotan utama untuk kita para pecinta travelling ini harus punya mental membangun Indonesia lebih baik dengan bebasnya sampah plastik.

Seperti hasil bercerita dari mba Anisa Malati, yang seorang traveller sejati, sedari umur 4 tahun sudah melakukan road trip bersama keluarga dan kini ia begitu kagum dengan daerah Morotai yang memiliki keindahan alam bawah lautnya yang sungguh memukau. Dan sebagai travel influencer, mba Anisa memiliki sebuah tanggung jawab yang lebih terhadap kelestarian lingkungan ini, karena dari ajakan untuk mengunjungi suatu tempat wisata, pasti akan ada beban moral bagaimana nantinya ketika daerah tersebut sudah disinggahi oleh para turis atau wisatawan yang tidak memiliki mental unutk menjaga kelestarian lingkungan? Oleh sebab itu, besar harapannya dengan adanya gerakan One Earth Movement dari Batiqa Hotel ini bisa menghadrikan gebrakan dari pendukung sektor wisata yang menyediakan tempat tinggal untuk para wisatawan namun tetap memperhatikan lingkungan bisa dengan kamar yang Non AC dan mengajak bersama-sama masyarakat setempat untuk membangun beberapa pos-pos tempat sampah.

Program CSR by Batiqa Hotel Karawang

(Ready to make move? Dokpri)

One Earth Movement ini merupakan CSR dari Batiqa Hotel di tahun 2019 dalam improvement yaitu meminimalisir produksi limbah hotel yang dihasilkan dari plastik berupa hadirnya Ecoplast pada kemasan aminities hotel ini. WOW! Keren lho, sebuah perubahan yang membawa kebaikan ini akan berdampak pada lingkungan secara langsung karena limbah yang dihasilkan saat Ecoplast ini dibuang adalah mudah terurai dalam hitungan minggu (yaitu 3 minggu) karena ecoplast ini terbuat dari bahan dasar singkong.

Pak Budi Sentosa menjelaskan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan ini yang sudah dimulai dengan adanya program CSR dari Batiqa Hotel ini bisa mengedukasi sekaligus mengajak kepada masyarakat untuk memahami aksi nyata ini karena potensi alam yang luar biasa indah yang dimiliki Indonesia ini sangat disayangkan jika kita tidak menjaga dan merawatnya dengan baik.

(Bentuk kerjasama One Eart Movement. Dokpri)

Salah satunya adalah adanya 6 spesies penyu di dunia yang ada di Pulau Rote dan Pulau Kakaban sehingga Batiqa Hotels dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama One Earth Movement ini dengan teknis ketika kita reservasi kamar secara walk in kita sudah turut berdonasi sebesar 10K per transaksi dan reservasi melalui website Batiqa Hotel maka turut berdonasi sebesar 5K. Apabila kita membeli produk aminities Ecoplast Batiqa Hotel, sudah berdonasi sebesar 15K. Ini semua dilakukan dalam menjaga dan melestarikan budidaya Penyu yang ada di Pulau Kakaban dan juga Pulau Rote.

One night staycation at Batiqa Hotel Karawang

(Me at Loby Batiqa Hotel Karawang. Dokpri)

Batiqa hotels ini sudah hadir di berbagai daerah seperti, Cirebon, Jababeka, Palembang, Pekan Baru, Lampung dan Surabaya. Batiqa Hotels and Apartment at Karawang ini mudah terjangkau dengan akses dari pintu tol Karawang Timur dan hotel berbintang 3 ini tepat berada pada kawasan industri Surya Cipta yang mempunyai 79 kamar dan 58 kamar apartemen.

Aku suka sama design interior dari Freshqua Bistro sebagai restoran hotel karena ada beberapa anyaman yang diletakan di beberapa spot dan terlihat sangat aesthetic. Makanannya pun enak-enak smeua dimulai dengan berbuka puasa lengkap dengan sajian kolak dan ada soto ayam yang menggugah selera ketika seharian berpuasa. Begitu juga saat santap sahur, aku pun sangat menyukai sajian dari lele goreng kecap yang ternyata lele tidak selalu di goreng lalu di cocol sambal terasi hehe.

(Bedroom. Dokpri)

Untuk bagian kamarnya, aku suka karena simple dan lumayan untuk twin bed ini. Kelengkapan seperti aminities, coffe maker dan juga kulkas begitu mendukung ketika kita membutuhkan istirahat di malam hari. Begitu juga dengan akses Wifi yang oke banget ini. 

Kunjungan ke WWTP Organica Suryacipta

(WWTP Organica Suryacipta. Dokpri)

Keistimewaan lain dari Batiqa Hotels Karawang ini adalah memiliki WWTP Organica Suryacipta yang merupakan lokasi final treatment dari limbah-limbah yang dihasilkan dari seluruh kawasan Surya Cipta ini. Saat kunjungan ini, aku merasa sedikit seperti nostalgia semasa kuliahku di Teknik Kimia yang ketika melakukan kunjungan industri ke pabrik-pabrik.

(Ini nih seperti payung-payung untuk mengatur intensitas cahaya. Dokpri)

Dalam kesempatan kali ini, kita menuju sebuah tempat yang diatasnya seperti tenda yang bentuknya sudah diatur untuk proses penyerapan cahaya matahari dari semua tanaman yang ada disini. Dan semua tanaman disini tumbuh secara subur, karena akar tanaman ini akan berperan sebagai media tempat berkembang biaknya mikroorganisme untuk mengurai semua limbah yang masuk pada final treatment ini. Sebelum masuk kesini, tentunya sudah melalui pre treatment dari masing-masing pabrik untuk dilakukan standarisasi sehingga sesuai dan bisa masuk untuk final treatment disini.

Menggunakan organisme berupa bakteri sebagai pengurai limbah dilakukan secara organik ini tentunya untuk mendukung program Citarum Harum sebagai bentuk pengurangan laju limbah yang dapat mencemari Sungai Citarum ini. Dan proses penguraian secara organik ini mengadopsi Organica Technologies dari Hungaria dan berdasarkan hasil uji lab, air limbah yang sudah melalui WWTP ini akan dialirkan menuju Sungai Citarum dengan kualitas yang masih lebih bagus air limbah hasi WWTP ini lho gaes.

So, demikian perjalanan aku untuk mengabadikan apa itu One Earth Movement, karena sebagai orang yang suka jalan-jalan ini, aku terakhir melewati lautan dari Labuan Bajo yang terapung-apungnya sampah plastik mie instan merasa punya banyak PR besar untuk mengurangi pemakaian plastik ini juga tidak lupa untuk pendekatan kepada keluarga dan kerabat terdekat. Dan berakhirnya perjalanan selama aku staycation di Karawang ini dengan melihat oleh-oleh dari Karawang ini yang jujur aku pun baru tau lho seperti Bolu Turubuk yang terbuat dari semacam tumbuhan yang mirip seperti pohon tebu ini. Walaupun aku besar di Karawang, tapi karena aku pindah-pindah ya hidupnya, jadi minim banget aku soal budaya, UKM dan periwisata di Karawang ini dan ingin beberapa hari aku stay di rumah untuk bisa explore keseluruhan yang ada di kota Karawang ini.