(Hari Diabetes sedunia 2019. Dokpri) |
Me:"Serem tau sekarang ini resiko diabetes menyerang anak-anak menjadi serius"
S: "Wah, anak-anak sudah terserang diabetes diusia berapa?Kan masih pada muda mereka"
Me: "Muda sih tapi kan kita lihat juga bagaiamna pola hidup mereka dan juga makanan yang mereka konsumsi sehari-hari serta tak lupa bagaimana genetiknya"
Fakta Diabetes Anak - Obrolan singkat aku bersama suami mengenai diabetes yang menyerang pada anak-anak bukan sebatas obrolan pillow talk aja, namun aku membahasnya secara dalam karena suami memiliki genetik terkait diabetes ini.
Saat mengenal keluarga suami, ayah mertua divonis mengidap DM dengan infeksi sudah masuk pada ginjal dan hingga kini keadaannya alhamdulillah membaik dan terus dipantau dari segi asupan dan juga hal-hal yang bisa menimbulkan kambuhnya.
Meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia
(Edukasi PTM bersama dr. Cut. Dokpri) |
Peringatan hari diabetes ini aku bersama teman-temanku diedukasi bersama di Kemenkes dalam tema Cegah Diabetes dengan narasumber yang kompeten di bidangnya masing-masing dalam bidang Diabetes ini.
Dr. Cut Putri Arianie selaku Direktur P2PTM Kemenkes RI akan menjelaskan mengenai Implentasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diabetes Miletus yang dimulai dari memberikan info bahwa penyakit PTM (Penyakit Tidak Menular) di Indonesia saat ini sudah meningkat dan angka itu terjadi pada Diabetes Melitus pada tahun ini adalah 8.5% dari tahun-tahun sebelumnya 6.19%
Sehingga besar harapannya pemerintah berperan bersama keluarga untuk memberikan edukasi secara menyeluruh agar terhindar dari PTM ini dan pentingnya gaya hidup sehat dengan jalan promosi kesehatan, deteksi dini, perlindungan khusus (mencegah GGL berlebih) dan melakukan pengobatan segera ketika munculnya gejala.
Peringatan Hari Diabetes 14 November 2019
(Mengenal DMT-1 bersama dr. Jose. Dokpri) |
Berdasarkan grafik-grafik yang ditampilkan mengenai pembiayaan dari JKN memang terbanyak dari PTM ini dan angka pada penyakit Diabetes Melitus dan Prof. dr. Jose RL Batubara, PhD, SpA (K) dari Divisi Endokrinologi Anak, FKUI - RSCM menyampaikan bahwa Diabetes ini bisa menyerang anak-anak yang usia 7-12 tahun lho.
Fakta yang sangat mencengangkan bukan? Sebagai yang akan menjadi orang tua baru, aku cukup concern terhadap issue ini karena saat ini tidak memandang usia untuk bisa terkena dampak penyakit seperti penyakit tidak menular satu ini. Makin aware nih buat ga sembarangan mengkonsumsi makanan yang cepat saji dan pola hidup yang tidak sehat.
Diabetes Melitus sendiri merupakan penyakit yang kadar glukosa dalam darahnya tinggi namun tubuh itu sendiri tidak mampu melepaskan atau produksi insulin nya tidak cukup. DM juga dikenal sebagai mother of desease atau ibu dari segala penyakit. Karena memang benar terjadinya komplikasi berawal dari DM seperti gangguan pada jantung, ginjal, mata hingga kulit.
Anak-anak terkena Diabetes Melitus?
Anak-anak yang terkena Diabetes Miletus dikenal dengan DM Tipe 1 adalah karena adanya gangguan pada fungsi pankreas sehingga pankreas tidak mampu menghasilkan insulin dalam jumlah cukup pada tubuh dan ini mengakibatkan anak-anak membutuhkan asupan insulin secara eksternal seumur hidupnya. Prosenya berawal dari autoimun (kekebalan yang salah dalam melawan
ancaman tubuh) yang merusak pankreas sehingga tubuh tidak bisa
menghasilkan insulin.
Ditemukan sebanyak 70.000 kasus setiap harinya untuk penderita DM tipe 1 ini yang terjadi pada anak-anak yang memang ada faktor keturunannya juga. Oleh sebab itu mari kita simak 5 fakta Diabetes yang menyerang anak-anak dengan gejala sebagai berikut:
1. Mereka akan sering merasa lapar
Dengan berkurangnya kadar insulin pada tubuh anak, untuk mencukupi asupan energi mereka karena otot dan juga organ tubuh mereka berkembang menyebabkan mereka menjadi mudah merasa lapar.
2. Frekuensi BAK dan cepat merasa haus
Begitu pula yang terjadi dengan proses pembuangan air kecil dari tubuh mereka yang meningkat secara linier dengan tenggorokan mereka akan merasa haus juga. Hal ini karena kadar gula darah dalam tubuh mereka banyak, sehingga tubuh akan otomatis merespon dengan mengeluarkan glukosa extra melalui ginjal.
3. Mengalami Kelelahan
Mereka akan tampak mudah lelah dan lesu karena asupan energi untuk sel-sel tubuh mereka tidak mendapatkan cukup dari gula yang tidak mampu menyerap kedalam tubuh.
4. Penurunan Berat Badan
Dalam hal ini, tidak ada perlakuan diet, mereka akan otomatis mengalami penyusutan BB karena walaupun mereka mudah merasa lapar dan artinya makan terus, namun jaringan otot akan ikut menyusut juga akibat gula darah tak mampu diserap oleh tubuh.
5. Terjadi Infeksi Jamur
Mudahnya jamur menyerang pada tubuh mereka karena kondisi yang rentan terhadap pertumbuhan akan jamur ini terutama pada remaja yang sedang dalam usia pubertas.
Oleh karenanya, bagi penderita DM tipe 1 ini memang butuh perhatian khusus terutama untuk suntikan insulin dan juga pemberian treatment yang dikenal sebagai 5 pilar management DMT-1:
- Pemberian insulin yang tepat pada daerah yang absorpsi nya pas yaitu sekitar perut dan lateral paha. Dan yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah dosis pemberian (0.5-1 unit/kg setiap BB anak), regimen pemberian (split mix dan basal bolus) dan cara penyuntikkannya tadi.
- Aktivitas fisik yang perlu diperhatikan adalah tidak sembarang berolahraga, ada hal-hal yang harus tidak dilakukan untuk DMT-1 ini agar tidak menjadi Hipoglikemia dan Hiperglikemia atau kondisi KAD (Ketoadiosis Diaebetikum)
- Diet yang sesuai
- Saling mengedukasi karena anak-anak butuh perhatian lebih
- Kontrol metabolik ini dilakukan untuk mengetahui batas kadar gula dan juga cek HbA1c
Upaya Promotif dan preventif keluarga mencegah Diabetes
Betapa bahayanya kondisi dan ancaman dari DM ini menyebabkan kita bersama-sama dengan dr. Fatimah Eliana Taufik, Sp.PD, KEMD yang merupakan Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi menyampaikan bahwa perlu adanya kegiatan promosi terkait bahayanya penyakit DM ini ke tingkat masyarakat dengan hal-hal yang mendasar dan dilakukan secara bertahap.
Dan ketika hasil pemeriksaan dari pengobatan itu sudah release harus diperlihatkan kepada pasien dengan menjelaskannya secara sederhana ditambah dengan memberikan motivasi kepada mereka tanpa membuat mereka sangat kepikiran atas sakit yang sedang mereka jalani ini.
Lakukan langkah awal: Isi Piringku
(Yuk perhatikan Isi Piringku. Dokpri) |
Aku setuju dan sangat terbantu sekali ketika issue mengenai PTM dan juga adanya DMT-1 pada anak-anak ini ada harapan besar dengan melakukan hal yang sederhana seperti yang disampaikan oleh Suharyati, SKM, MKM, RD - PERSAGI dalam menjaga keseimbangan asupan pada tubuh.
Dalam temanya Peranan Upaya Promotif dan Preventif di tingkat individu dan keluarga dalam upaya mencegah diabetes ini akan menjelaskan secara rinci apa-apa saja yang kita butuhkan sebenarnya dalam hidup sehingga membutuhkan jiwa dan raga tubuh yang sehat. Isi piringku ini sebagai sarana kampanye pola hidup seimbang dari asupan makanan yaitu setengah dari isi piringku berjumlah 2 diisi oleh karbohidrat dan sayur-sayuran, dan 2 sisanya dari isi piringku adalah 1/3 buah-buahan dan juga lauk-pauknya.
Serta pengaruh dari kecanggihan teknologi saat ini merubah drastis pola hidup seseorang menjadi lebih malas bergerak dan memesan makanan melalui aplikasi tanpa perlu keluar rumah, maka urusan lapar pada perut ini terselesaikan. Padahal, jangan sampai menuruti lapar saja, namun tidak menyayangi tubuh kita ini.
Langkah nyata untuk berolahraga bukan sekedar aktivitas fisik saja
(Berbeda lho olahraga dengan aktivitas fisik. Dokpri) |
Ketika masuk sesi dr. Michael Triangto, SpKO mengenai Kiat dan Teknik Peningkatan Aktivitas Fisik di Tingkat Individu dan Keluarga aku langsung merasa tersentil karena tidak harus menunggu "ntar-ntar" untuk bisa berolahraga.
Cukupkan dengan mengetahui basic-basic bahwa tetap saja berbeda dalam hal aktivitas fisik dengan berolahraga, karena berolahraga itu adalah fungsinya melatih otot-otot tertentu secara detail yang sangat berbeda dengan aktivitas fisik yang hanya berkeringat saja.
Latihlah otot-otot kita ini secara rutin per hari adalah 30 menit dan yang menjadi sosok inspiratif adalah Cliff Young memenangkan Ultramarathon padahal ia adalah seorang petani kentang dan bukan seorang atlit. Memang benar, ketika tubuh kita terbiasa melakukan aktivitas fisik, bisa dijadikan step menuju pelatihan otot-otot kita secara detail lagi.
(Tak ada alasan untuk tak berolahraga. Dokpri) |
Tidak ada alasan untuk para orang tua di rumah yang merasa kerepotan tidak punya banyak waktu untuk bisa melakukan olaharaga di rumah karena tidak bisa membersamai anak, dr. Michael menyampaikan bahwa bisa dilakukan bench press dengan tubuh terlentang lalu lengan kita dilatih dengan mengangkat bayi kita sehingga otot dada dan lengan kita terbentuk tanpa harus meninggalkan buah hati. Yuk yuk kita jangan mager-mager lagi, semangat hidup sehat!
Tidak ada komentar
Posting Komentar