(Bersama USAID IUWASH PLUS dan PD PAL JAYA dalam Hari Toilet Sedunia. Dokpri) |
"Mamah paling gabetah walaupun hidup di kampung tapi ketersediaan akan akses sanitasi terbatas, apalagi kalo toilet ga ada septic tank"
Sanitasi Aman - Sebagai orang yang bukan berasal dari wilayah perkotaan, sudah disadari sejak awal keadaan ini oleh mamahku dan terbawa hingga bersama keluarganya, memastikan bahwa kita harus hidup sehat tanpa terekcuali dimulai dari yang belakang dulu.
Apalagi ketika kita menyengajakan diri untuk care terhadap hal-hal ini, menjadi nilai kesadaran sendiri untuk menjaga kebersihan diri sendiri dan tidak ingin membuat orang lain mencontoh hal-hal yang kurang baik.
Apa itu Sanitasi Aman
(Saat kunjungan melihat IPAL Komunal di Tebet Timur. Dokpri) |
Kita sama-sama tau jika sanitasi itu penting sekali diperhatikan, karena sebuah nagera yang dikatakan maju adalah yang terjamin akan mutu air baku tanahnya yang baik serta tidak menempatkan pada level "belakang" soal urusan sanitasi ini.
Memakai septic tank sesuai SNI adalah wujud dari Sanitasi Aman. Harus ada edukasi mengenai jarak dari septic tank menuju sumber air adalah 10 m karena apa, dalam sehari bakteri-bakteri ini bisa menembus tanah sejauh 3 km setelah itu bakteri tersebut akan mati. Nah syarat akan septic tank sampai meninjau lokasi yang sudah memakai septic tank yang baik itu menurut pertemuan yang aku hadiri bersama teman-teman Blogercrony dan team dari USAID IUWASH PLUS.
Sanitasi aman merupakan sanitasi yang memutus sumber pencemaran limbah domestik ke sumber air. Sanitasi aman itu sendiri terdiri dari:
- Penampungan air limbah domestik di tangki septik (SNI)
- Adanya penyedotan (transportasi lumpur tinja) sampai ke unit pengolahan
- Unit pengolahan limbah (IPLT) yang berfungsi
- Tingkat kebersihan (higiene) masyarakat membaik karena terapkan program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Hal-hal mengenai Sanitasi Aman
(70% warga RW10 Tebet Timur sadar akan Sanitasi Aman. Dokpri) |
Aku juga ingin banyak mengetahui tentang sanitasi aman ini dan bersama dengan para narasumber yang kompeten, kita jadi banyak tau hal-hal terkait sanitasi aman ini dan bisa meninjau langsung di lapangan.
Ibu Ika Fransisce (Advisor Bidang Pemasaran dan Perubahan Perilaku USAID IUWASH PLUS) bersama dengan DR. Subekti SE.,MM (Direktur Utama PD PAL JAYA) dan ibu Ziadah Umami (Bidang Kesehatan Lingkungkungan, Puskesmas Kecamatan Tebet) menyampaikan Sanitasi Aman itu berawal dari perilaku sadar masyarakat dengan bukti adanya pembangunan toilet yang limbah domestiknya tidak langsung mencemari sungai, namun masuk pada septic tank yang sudah SNI.
- Harus kedap air
- Volume tangki septik untuk 1 rumah (5 jiwa) dengan sistem terpisah sesuai SNI 2398-2017 adalah 800 liter
- Memiliki lubang kontrol
- Memiliki ventilasi
- Tersedia pipa masuk dan keluar
- Pastikan disedot, diangkut, dan dibuang dengan truk tinja secara regular (2-3 tahun sekali) ke IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja)
Jujur saja aku ketika belum menghadiri edukasi mengenai sanitasi aman ini, tidak mengetahui bahwa pengurasan dari septic tank harus 2-3 tahun sekali untuk 1 rumah dengan 5 jiwa yang tinggal. Hal ini untuk menghindari dari kapasitas tangki yang melebihi batas, sehingga ada resiko septic tank bocor dan malah mencemari air tanah.
Disadari oleh ibu Ziadah Umami, bahwa angka stunting di Indonesia menjadi sebuah perhatian khusus, bukan tidak lain adalah karena adanya bahan baku air utama yang tercemar oleh bakteri e-colli yang terbawa dari limbah domestik (tinja).
Kenapa sih harus pakai septic tank yang SNI?
(Alur dari IPAL Komunal di RW 10 Tebet Timur. Dokpri) |
Beruntungnya aku bisa mengikuti kunjungan ke RW 10 Kecamatan Tebet Timur yang mana 70% warganya sudah sadar akan hidup bersih dan sehat sehingga ketika ada edukasi mengenai sanitasi aman, mereka bergotong royong untuk mendirikan tangki septik komunal yang baru bulan Oktober 2019 diresmikan.
(IPAL Komunal yang ada di RW 10 Tebet Timur. Dokpri) |
Prosesnya dari satu rumah ke rumah akan terintegrasi oleh pipa-pipa yang mengantarkan limbah domestik itu ke tangki septic komunal yang terpusat di satu area yaitu yang dijadikan sebagai parkiran motor ini. Yang sebelumnya warga setempat masih melakukan praktis BABS (Buang Air Besar Sembarangan), namun saat ini sudah ada yang mau dan akhirnya tersadar untuk berpindah menggunakan septic tank yang SNI dan komunal ini yang tentu lebih hemat (biaya kontribusi 5.000 per bulan untuk 1 rumah) dari septic tank yang dipasang secara individual.
Masih rendah kesadaran masyarakat mengenai Sanitasi Aman
(Nah, untuk penyedotan limbah domestik percayakan pihak profesional di PD PAL JAYA. Dokpri) |
Namun masih ada prosentase dari warga yang belum mau untuk memakai septic tank ini untuk menjaga kebersihan daerah tempat tinggal dan juga yang pasti masyarakat akan berdampak secara langsung. Bagaimana tidak, jika kita melakukan praktik BABS yaitu penggunaan jamban leher angsa (ini sudah benar) namun tidak melewati septic tank alias dialirkan langsung ke sungai (dan ini yang salah).
Selain itu, bukan dari pemasangan septic tank yang kedap, dan sesuai SNI tadi, kita harus merawat dengan cara mengurasnya pada pihak-pihak yang sudah profesional dan mentaati SOP seperti PD PAL JAYA ini karena sudah dipastikan limbah domestik (lumpur tinja) akan diangkut oleh truk khusus dan dibawa ke tempat pembuangan dan pengolahan lumpur tinja tersebut, serta dari segi harga lebih murah daripada iklan-iklan yang ditempel di setiap tiang listrik jalanan yang kita tidak bisa memastikan bahwa lumpur tinjanya apakah dibuang pada lokasi dan diolah.
So, bagaimana teman-teman dalam edukasi sanitasi aman ini semoga kita sebagai milenial, mampu memberikan pengalaman yang baik-baik ketika kita menjaga kebersihan sebuah keluarga yang berawal dari "belakang" ini mampu menjadi terdepan! Ada yang punya pengalaman mengenai sanitasi aman ini? Feel free to share ya!
Jadi inget dengan kondisi pinggir kalimalang wilayah Cibitung-Cikarang. Dulu, selalu diwarnai pemandangan kakus di pinggir kali. Deketan sama mereka yang lagi nyuci baju.
BalasHapusSemoga aja abis ini sanitasi berstandar sni sudah bisa diwujudkan di seluruh tempat.