(Indahnya ketika kita kenal dan rawat situs Cagar Budaya Indonesia. Dokpri) |
"Mah kita sebagai masyarakat Rengasdnegklok kok belum pernah ngunjungin Candi Jiwa?"
"Iya juga sih kak, yuk kalo mau kita kesana"
Situs Candi Jiwa Batujaya - Sebagai anak yang terlahir nomaden, aku terkadang merasa tidak cukup puas untuk mengedukasi diri aku terhadap pariwisata dan juga peninggalan seperti cagar budaya di sebuah daerah.
Seperti aku dulu pernah menghabiskan masa kecil di Ternate, namun aku belum sempat membuat konten mengenai Kesultanan Ternate, atau masa-masa remaja aku di Karawang, yang masih cupu ini belum ada dokumentasi yang cukup mumpuni untuk mengenang bagaimana Rengasdengklok sebagai salah satu kota bersejarah di Indonesia.
Milenial harus rawat Candi Jiwa dan situs lainnya di Batujaya
(Situs cagar budaya Indonesia di Batujaya, Karawang adalah Candi Jiwa. Dokpri) |
Atas dasar rasa penasaran dan merasa berkewajiban sebagai anak milenial untuk menyebarluaskan hal-hal kebaikan mengenai Cagar Budaya Indonesia, dan aku rasa lewat tulisan ini semoga kita para anak-anak bangsa Indonesia dan khususnya para teman-teman serta adik-adikku di wilayah Karawang dan juga Rengasdengklok bisa melihat kalo kita sebenarnya punya candi yang keren apabila kita rawat dan juga lestarikan.
Mengunjungi situs Candi Jiwa yang lokasinya sekitar 30 km dari rumahku yang berlokasi di Perum Pesona Kalangsuria Rengasdengklok menggunakan motor bersama mamahku tercinta yang selalu setia menemani aku hihi. Perjalanannya lancar dan cukup menyenangkan karena disambut oleh rimbunnya pohon-pohon yang mengantarkan kita menuju lokasi.
Kawasan Batujaya ini terletak di Pantai Utara Kabupaten Karawang (Jawa Barat) yang merupakan salah satu lokasi ditemukannya peninggalan dari wilayah kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sunda pada abad 5-16 M yang tidak lepas juga dari pengaruh agama Hindu-Budha. Ada 62 titik situs cagar budaya yang ditemukan di kawasan Batujaya namun baru tiga cagar budaya yang sudah dilakukan pemugaran yaitu:
- Candi Jiwa
- Candi Blandongan
- Candi Serut
Kenapa harus Batujaya yang ditemukan sebanyak 62 situs cagar budaya?
(Pak Etoy salah satu narsumku. Dokpri) |
Hal ini juga diperkuat ketika aku mengunjungi museum yang berada di satu kawasan Candi Jiwa ini namun berada pada bagian depan, aku mendapatkan penjelasan bahwa Batujaya merupakan wilayah perlintasan bagi pelayaran dan perdagangan internasional antara India-Cina. Sehingga mungkin sekali ketika ditemukan berbagai macam tembikar yang diindikasikan pernah ada komplek pemujaan di Batujaya ini.
Pertama kalinya situs-situs ini ditemukan secara administrasi yang berada pada wilayah dua desa (Desa Segaran dan Desa Telagajaya) dan masuk pada satu kecamatan yaitu Batujaya yang tersebar seluas 5 km persegi sebanyak 62 situs tadi. Fyi aja, lokasi komplek dari situs cagar budaya Batujaya ini berada di areal persawahan lho jadi kebayang ya, kalo mungkin saja 62 situs itu berada juga di rumah-rumah masyarakat sekitar persawahan.
Mengenali Candi Jiwa
(Candi Jiwa. Dokpri) |
Untuk menuju Candi Jiwa ini mudah, karena lokasinya mudah ditemukan dan telah disediakan lahan parkiran dan ada HTM nya yaitu Rp. 5.000,00 per satu motor ya guys dengan parkirannya juga berbayar lagi Rp. 2.000,00
Saat masuk, kita sudah disambut oleh salah satu situs yang sudah ditandai oleh pemerintah sebagai situs budaya yaitu Situs Damar dan menurut pak Etoy adalah seperti gerbang selamat datang atau tempat lentera-lentera diletakkan ketika ada tamu kerajaan masuk ke dalam.
Lalu kita jalan menyisiri jalan yang sudah disediakan oleh pemerintah menuju lokasi Candi Jiwa dan tak jauh dari Candi Jiwa itu ada Candi Blandongan. Yang belum sempat aku kunjungi adalah Candi Serut yang memang belum ada akses jalan yang sudah dibeton seperti menuju Candi Jiwa ini. Jarak antar candi ini tidak sampai lebih dari 100 meter lho, ketika ditarik garis lurus.
Ketika aku datang, kondisi Candi Jiwa mengalami perbaikan karena ditambahkan penampungan air yang ketika musim hujan berlangsung, seringkali terjadi penggenangan air, dan tidak mungkin dialirkan pada areal persawahan yang berada pada semua sisi Candi Jiwa ini.
Ketika aku datang, kondisi Candi Jiwa mengalami perbaikan karena ditambahkan penampungan air yang ketika musim hujan berlangsung, seringkali terjadi penggenangan air, dan tidak mungkin dialirkan pada areal persawahan yang berada pada semua sisi Candi Jiwa ini.
Sejarah Candi Jiwa
(Sejarah Candi Jiwa. Dokpri) |
Candi Jiwa ditemukan pada tahun 1984 lalu pada tahun 1996-2001 dilakukan pemugaran oleh Direktorat Peninggalan Purbakala yang sampai saat ini ketika hari-hari keagamaan Hindu dan Budha, lokasi Candi Jiwa ini dipakai untuk mereka beribadah.
Untuk batu batanya dari Candi Jiwa sendiri adalah yang berbahan dasar bata merah, bukan batu pada umumnya candi. Dan aku telah membuktikan dari struktur batu batanya ini, yang lebih ringan walaupun bentuknya besar dari batu bata biasa, dan ini terbukti dari batu apung.
Masyarakat sekitar pada awalnya membuka lahan untuk berkebun di atas candi ini sebelum ditemukan, dan setelah ditemukan, maka penyebutan Candi Jiwa awalnya adalah Unur Jiwa yang mana Unur adalah tanah tinggi atau semacam bukit kecil.
(Elemen dari batu bata Candi Jiwa. Dokpri) |
Masyarakat sekitar pada awalnya membuka lahan untuk berkebun di atas candi ini sebelum ditemukan, dan setelah ditemukan, maka penyebutan Candi Jiwa awalnya adalah Unur Jiwa yang mana Unur adalah tanah tinggi atau semacam bukit kecil.
Candi Jiwa ini bentuknya bujursangkar dengan ukuran 19 m x 19 m dan tinggi bangunan yang bersisa ini adalah 4.70 meter karena rusaknya bangunan ini besar kemungkinan terkena sapuan dari bencana tsunami pada masa tersebut, mengingat Candi Jiwa ini lokasinya dekat dengan pantai Pakis Jaya.
Situs lainnya, Candi Blandongan
(Candi Blandongan. Dokpri) |
Situs-situs yang ada pada kecamatan Batujaya ini awalnya ditemukan dari sumber sumur lalu antar satu candi dengan candi lainnya, dan pada lokasi lain seperti Ciabuaya terdapat 2 candi yang menjadi cikal bakal juga ditemukan situs Cagar Budaya Indonesia yaitu Candi Lanang dan Candi Wadon.
(Candi Blandongan. Dokpri) |
Untuk Candi Blandongan sendiri, berbeda dari segi struktur yang bisa kita sandingkan adalah adanya pintu masuk pada keempat sisi bangunan berupa tangga yang berorientasi pada empat arah mata angin:
- Timur Laut
- Tenggara
- Barat Daya
- Barat Laut
(Bagian dari Candi Blandongan. Dokpri) |
Tangga-tangga ini terbuat dari batu cetakan, dan menurut penjelasan dari petugas museum yang kita temui, bahwa setiap candi memiliki fungsi pada masanya, ada yang dipakai sebagai tempat peribadatan, tempat perkumpulan (berupa hall) dan berupa tempat tinggal dan dan berbentuk seperti bujur sangkar dengan ukuran 25.18 m x 25.18 m
Sehingga, candi Blandongan yang setiap anak tangganya terbuat dari batu cetakan ini terdapat sisa-sisa bangunan sekat yang diartikan seperti kamar-kamar. Dan di Candi Blandongan inilah yang banyak ditemukan peninggalan seperti pecahan anting-anting, tembikar dan piring-piring.
(Ada pesan tidak boleh turun ke bawah area pelataran Candi Blandongan. Dokpri) |
Tentang Candi Serut
Candi yang belum sempat untuk aku explore ini karena belum ada akses menuju kesana seperti halnya 2 candi ini (Candi Jiwa dan Candi Blandongan) yang sama juga menyerupai unur atau bukit kecil dan dihuni oleh penduduk setempat dan ada 4 candi dalam kawasan Candi Serut ini dan semuanya dilapisi dengan lepa stucco (dari getah pohon dicampur dengan telur).
Apa itu situs Lempeng?
(Situs Lempeng, Batujaya. Dokpri) |
Merupakan sebuah situs berupa batuan yang ditemukan pertama kali dekat dengan sumber mata air yang airnya jernih dan menurut mitos yang berkembang di masyarakat sekitar, air ini ada khasiatnya. Lalu aku juga mencoba mengambil air itu (ada di Youtube aku ya) dengan cara menimbanya dengan tidak terlalu dalam untuk kedalaman sumurnya itu. Situs ini juga menjadi yang aku tuju karena lokasinya bersebelahan dengan Candi Blandongan.
Kewajiban merawat situs Cagar Budaya Indonesia
(Sarana pengunjung di Situs Batujaya. Dokpri) |
Dalam rangka explore situs cagar budaya aku
setuju banget sih, kalo dalam kawasan ini benar-benar sudah dijaga untuk
kita ga sembarangan masuk dan turun ke bawah (untuk masuk dan naik ke
atas candi) jadi kita haya berada di bagian pelataran luarnya saja.
Ini
penting untuk merawat dan menjamin keletarian akan situs budaya ini
sehingga bisa dinikmati kelak oleh anank dan cucu kita bahwa Indonesia
memiliki ragam dan situs budaya seperti candi Jiwa dan situs lainnya di Batujaya ini.
(Fragmen tulang. Dokpri) |
Oleh sebab itu hadirnya Museum Kawasan Cagar Budaya Batujaya ini dapat membantu sebagai media representatif karena merupakan ruang yang dapat memberikan informasi tentang penelitian dan pelestarian situs dari beberapa artefak berupa fragmen kepala arca, elemen candi, fragmen tulang, dan juga perhiasan seperti anting-anting dan manik-manik.
(Bebeapa temuan tembikar. Dokpri) |
Aku berada disini merasa sangat beruntung sebagai anak yang pernah besar dan menuntut ilmu di Rengasdengklok ini yang kaya akan sumber sejarah bangsa Indonesia dalam Cagar Budaya Indonesia yang harus kita lestarikan dengan baik dengan tidak mengambil elemen candi berupa bata ataupun mencorat-coret bagunan candi tersebut.
(Kenal dan Rawat Cagar Budaya Indonesia. Source: Koleksi Pribadi) |
Teman-teman bisa mengikuti Kompetisi Blog Cagar Budaya Indonesia: Rawat atau Musnah yang diadakan mulai dari tanggal 1-20 November 2019 ya!
Kompleks candinya ijo royo-royo ya mba. Cantik. Semoga nanti kalo main ke sana saya bisa mampir. Selama ini saya tahu Rengasdengklok karena sejarah Perjanjian Rengasdengklok saja. Semoga suatu hari bisa berkunjung. Terima kasih sudah berbagi mba.
BalasHapusSemoga bisa mampir ke sini.lokasinya tidak jauh dari Cirebon.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSayang peninggalannya banyak yang sudah rusak/tidak utuh dimakan zaman ya mbak.
BalasHapusAndai bisa direkonstruksi kembali menjadi bangunan seperti aslinya di jaman dulu, pasti menarik banget ya
Saya baru tau ada candi Jiwa ini, Mbak Grandy dan juga candi-candi lainnya. Makanya kalau tidak dirawat, bakal musnah sebelum saya dan orang-orang lainnya mengunjungi candi Jiwa ini. Menarik nih, Mbak. Apalagi tiketnya sangat terjangkau. Jadi wajib dikunjungi.
BalasHapusAku jarang dengar sih tentang Candi yang satu ini, tapi menarik juga jika dibahas intinya situs maupun cagar budaya Indonesia tetap dijaga ya. Thanks informasinya :D
BalasHapusAku setuju sama tag linenya, cagar budaya memang harus dijaga kalau ngak akan punah. Sudah jd kewajiban kita semua juga untuk menjaganya
BalasHapusJadi ingin kepoin situs yang ada di sekitaran Cikarang sini. Katanya, ada di daerah pedalaman ke arah sukatani. Rasanya cagar budaya seperti ini harus selalu dilestarikan dan diperkenalkan ke masyarakat, ya. Biar nggak punah
BalasHapussebagai keturunan rengasdengklok dari pihak kakeknya ayah (kakek buyut), rasanya aku maluuuuu belum pernah lihat peninggalan bersejarah di rengasdengklok. kapan2 kudu ke sana bawa suami dan anak2. soalnya kalo melintas rengasdengklok aku cuma ceritain kakek buyut aja :D
BalasHapusWah nama candinya aja udah merasuk ke dalam hati. Jiwa. hahhaha
BalasHapusYaampun Candi Jiwa tuh nggak terlalu jauh dari rumah aku sebenernyaa tapi sampek saat ini aku belum kesampean kesini hehe. Semangat merawat dan melestarikan cagar budaya :)
BalasHapusTempatnya asik banget ternyata, melihat rumputnya apalagi, seger..
BalasHapusJadi tau nih soal situs canti jiwa, baru denger juga namanya. Dan yang paling suka tiket masuknya itu lho, murah.
di karawang ada candi juga setahu aku di jawa barat hanay ada candi cangkuang di garut
BalasHapusSemoga menang ����tulisan lengkap dan informatif begini. Kecehhh kayak modelnya *ehh. Btw luas juga ya ukuran 25x25 di jaman dulu udh jadi hall. Berarti mereka juga butuh sarana kumpul. Sayangnya pengunjung belum banyak yg tertarik dan seantusias jika mereka mengunjungi mall ya. Semoga tetap lestari dengan kita menjaganya, kalau bukan kita siapa lagi. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Ya kan
BalasHapusBolak balik baca Candi Jiwa malah terbaca Janji Jiwa. Lha kok kayak kopi, hahaha.
BalasHapusBtw pedagang asongan tadi harusnya diangkat jadi tour guide. Kalo wisata Candi gini minim info jadi cuma foto-foto namun kurang mengenal sejarahnya.
Saya jadi semakin tertarik deh buat datang ke sini. Soalnya ada taman bunga matahari. Saya suka banget sama bunga ini
BalasHapusIndonesia begitu banyak peninggalan situs budaya yang wajib untuk dilestarikan. Karena memiliki nilai historical yang menyimpan jutaan makna
BalasHapusAku baru tau di rengas dengklok ada situs candi. Kudu dimampirin nih 😍
BalasHapusAh dekat nih di Karawang, pengen kesana aaah buat foto-foto hehehe makasih infonya ka Grandys :)
BalasHapusNambah lagi satu pengetahuanku tentang candi-candi di Indonesia. Luar biasa bangsa kita punya banyak banget kekayaan cagar budaya
BalasHapusIni kompleks Candi Jiwa kayaknya asri banget ya
Keluarga Ada sawah di Karawang Dan sekitarnya, tapi ga Tau soal Candi Jiwa ini. Baca tulisannya jadi pengen mampir nanti sekalian panen
BalasHapusDaku terkesima sama yang bagian foto hidden place. Soalnya bisa aja dirimu menemukannya. Kuy rawat dan jaga situs budaya kita ya
BalasHapusBerarti ini merupakan candi kedua yang ditemukan di Jawa Barat ya. Sepertinya belum banyak yang tahu soalnya kebanyakan orang masih menganggap Candi Cangkuang di Garut merupakan satu-satunya candi di Jabar.
BalasHapusSaya baru tahu loh, kalau dekat dengan Jakarta ada situs sekeren ini. Dan memang sih, situs seperti ini kita harus rawat agar bisa dinikmati kelak buat anak cucu kita
BalasHapussuka akutuu kalua yang berhubungan dengan sejarah
BalasHapusNamanya unik-unik ya mbak. Candi Jiwa, Candi Serut. ☺
BalasHapusIni mungkin hampir mirip dengan beberapa candi hindu yang ada di Wonosobo, Jawa Tengah, ya mb?
Terus aku belum pernah ke Candi ini juga hehe, padahal deket nih. Kesana lagi yuk
BalasHapuskeren sih ini, semoga bisa dijaga dengan baik dan dukungan pemerintah juga biar tempat2 semacam cagar budaya ini bisa terus dipelajari oleh generasi ke generasi
BalasHapusTernyata karawang punya candi..wajib dikunjungi nih
BalasHapusAku baru tau loh ada candi di karawang, kapan ya bisa kesana. Klo dari Bandung enaknya pakai apa ya kesana?
BalasHapusBaru tahu candi ini htmnya murah ya teh jadi ingin berkunjung
BalasHapusTernyata candi gak cuma ada di Jogja Jateng....Karawang juga ada. Gak bisa ngebayangin gmana megahnya kerajaan jama old yah
BalasHapusPenting banget mengetahui sejarah tentang candi ya mbak. Karena ini merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Semoga bangunan candi ini terus dilestarikan dan dirawat dengan baik agar anak cucu kita mengenal sejarah leluhurnya.
BalasHapusMelihat dan membaca ulasannya, saya jadi ingin berkunjung jg ke Karawang.
BalasHapusKalau pas lagi padi sedang menguning ,sepertinya berkunjung ke candi Jiwo akan semakin menakjubkan pemandangannya ya.
Baca ini baru ternyta indonesia ini memang punya banyak kekayaan berupa warisan leluhur yang harusnya dilestarikan dengan baik ya mbak.
BalasHapuswahh jalan jalan ke Candi emang asyik dan seru ya mbak
BalasHapusaku juga suka jalan jalan ke candi, di jatim banyak candi yg bs dikunjungi