(Nasi Becek khas Nganjuk. Dokpri) |
Habiskan waktu di Nganjuk dan Blitar - Bepergian aku kali ini sangat spesial karena emang niatannya mengantar mamah, aku ga sia-siakan untuk membuat konten kalo ada yang mau trip ke Nganjuk.
(Plis ini nasi pecel pincuk endol terendol-endol. Dokpri) |
Kenapa sih harus ke Nganjuk? Nganjuk itu adalah kota tertua di Indonesia lho. Dan merupakan kota kelahiranku. Setelah lulus kuliah di tahun 2014 aku sejarang itu buat ngunjungin Nganjuk dan finally aku berada disini hari itu. Ga ingin menyia-nyiakannya, aku tancap gas setelah sarapan dengan nasi pecel berbalut godong pisang dan kue bika ambon yang tak pernah aku lewatkan kalo lagi mengunjungi rumah bude.
Lalu ketika mamahku pergi mengurus suatu keperluan, aku pergi kulineran sambil keliling kota Nganjuk dengan motor, sendirian. Pertama aku makan bakso goyang lidah, yang hampir luput dan karena pas aja lagi lewat dan aku belok lalu makan. Beuh itu bakso kayak penthol gitu lho, enak banget juga kuah kaldunya. Plus es degan-nya yang nampol segernya.
(Guys, ini bakso goyang lidah enak banget parah kuah kaldunya duuuh mantap. Dokpri) |
Mengunjungi Blitar dulu untuk sampai ke Malang
Seru
banget, karena ketika menjelang sore hari, kita dari Nganjuk udah
langsung tancap gas ke Blitar menggunakan mobil pakde. Dan perjalanan
Nganjuk-Blitar itu 3 jam ya gengs, aku rasanya udah kelelahan karena di
Nganjuk mencicipi beberapa kuliner saja, yang ga terlewatkan adalah nasi
pecelnya yang udah paling pas di lidah aku serta nasi becek khas
Nganjuk serta es rujak yang sebagai pelengkap dari krupuk pecel.
Di
Blitar saat esok harinya, kita mengunjungi kampung coklat dan bisa
berkunjung ke kota Malang besoknya lagi karena menghemat tenaga ya
gengs, karena aku buka trip bareng sama teman-temanku, alias sama mamah,
berarti aku menjaga tenaga dan energi beliau. Dan dalam sehari itu, di
waktu siangnya, suasana Blitar memang paling pas untuk yang mau escape
sejenak dari hiruk-pikuk kebisingan kota wkwk dan udaranya mendukung
kesejukannya.
Berkunjung ke Kampung Coklat, Blitar
(Welcome Kampung Coklat Blitar. Dokpri) |
Nah,
buat teman-teman kalo ada kunjungan, entah kunjungan research atau KKN
gitu ya hihi, bisa banget untuk explore ke Kampung Coklat ini (tinggal
Gmaps aja lokasinya) langsung sampe dan ini lokasinya ga jauh sih dari
rumah pakde aku. Selama perjalanan, kita disuguhkan oleh pemandangan
khas pedesaan banget dan sampai lokasi, emang bukan berada di jalan raya
yang besar gitu gengs.
(Monmaap blurjannah Me and my beloved mom @kampung coklat Blitar. Dokpri) |
Dibagian
depan banyak yang jualan oleh-oleh dan aku salfok sama belimbing disana
yang guede-guedeee guys! HTM nya sendiri untuk orang dewasa dan anak
yang usianya udah masuk untuk berbayar, adalah 5.000 rupiah dengan kita
bisa menikmati wisata kuliner berupa tersedianya makanan prasmanan khas
Blitar, ada kolam pijat ikan gitu guys, ada store untuk cooking class
dan wahanan bermain seperti bombom car gitu buat anak-anak.
(Ini gengs kolam ikannya. Dokpri) |
Tentu disini bukan tempat kebun coklat yang kita pijak itu tanah gembur ya gengs, jadi kayak pelataran, di beberapa spot ada tebaran pohon-pohon coklat yang cukup merepresentasikan dari buah coklat itu kayak gimana. Dan aku disini menghabiskan untuk mencicipi minuman coklat segelas besar dan harganya 10.000 rupiah aja. Terharu banget disini murah-murah ya.
(Jangan lupa borong oleh-olehnya ya. Lumayan murce disini! Dokpri) |
Lalu aku membeli oleh-oleh yang disediakan dari Kampung Coklat Blitar ini mulai dari coklat beraneka macam, hingga camilan yang terbuat dari bahan dasar dan campuran coklat.
Ada juga beberapa aksesoris dari Kampung Coklat Blitar ini yang tersedia, seperti pengharum mobil perpaduan dari coklat dan juga kopi guys. Aku juga membeli kaos yang harganya 75.000 dengan lengan panjang dan bahannya enak banget alias adem.
Wisata edukasi di Kampung Coklat Blitar
Oya, di Kampung Coklat Blitar ini juga teman-teman bisa sambil mengedukasi diri sendiri dan juga saudara yang diajak kesini ya. Karena mulai dari pintu masuk sampai dengan tempat oleh-oleh, banyak lukisan dan juga informasi tentang sejarah akan coklat dunia dan sampai bisa masuk ke Indonesia dan juga berupa kolase gitu step-step awal bagaimana membuat coklat sehingga terdistribusi di Kampung Coklat Blitar ini. Berikut ulasan singkat aku ya!
1. Bibit Awal
Pembibitan awal dengan polybag pada usia 15 hari biji kakao akan menjadi kecambah dan berhelai dua daun muda yang cantik.
2. Menanam dan merawat
Setelah berumur 4-6 bulan, lalu dengan membuat lubang tanam setelahnya harus d rawat agar terbebas dari gulma agar bisa tahan hingga usia 28 tahun.
3. Panen
2.5-3 tahun cacao bisa dipanen lalu dipetik dengan memotong tangkai
dengan gunting pemangkas dengan sisakan tangkai 1-1.5cm untuk tunas
berikutnya.
Pengupasan d lakukan dengan memecahkan dg benda tumpul, lalu biji kakao d keringkan agar kadar air turun 7.5% dan d jemur 4-5 hari.
Pengupasan d lakukan dengan memecahkan dg benda tumpul, lalu biji kakao d keringkan agar kadar air turun 7.5% dan d jemur 4-5 hari.
4. Sortasi
Harus d lakukan tempering terlebih dahulu agar sesuiakan dengan suhu tempat tebuka selama 5 jam lalu d sortir berdasarkan penampakan fisiknya.
6. Pengolahan biji kakao
Ada biji kakao hasil fermentasi yg memenuhi sni d gunakan sebagai bahan baku coklat dilanjutkan dengan penyangraian 120 derajat selama 20-30 menit lalu masuk pada proses penggilingan dan ada cairan lemak yg keluar disebut sebagai pasta kakao (liquor) dipisahkan dengan kempa hidrolik dan dijadikan sebagai bahan baku utama membuat eskrim, chocolate dark atau crispy.
Semoga informasi yang aku berikan bisa memberikan referensi kalo suatu saat berkunjung ke Nganjuk dan juga Blitar, bisa kunjungi lokasi-lokasi dengan sekelumit penjelasan yang berasa dikejar-kejar karena sambil foto, mencatat selama perjalanan but i love this way!
Sampai jumpa di jalan-jalan selanjutnya ya dan postingan aku selanjutnya adalah one trip di Malang, jangan sampai kelewatan ya!
(Kolase dari step pembuatan coklat. Dokpri) |
wah asyik banget nih bisa belajar langsung cara menanam dan mengolah coklat.
BalasHapusAku juga suka makan nasi pecel yang dibungkus daun. lebih sedap.
BalasHapusAku kepengen ke sini. Huhuhuhu, rasanya ingin punya pintu kemana saja
BalasHapusHuwaaah nasi beceknya. Itu langganan jg keluargaku kalau mudik ke Nganjuk dulu :D
BalasHapusDuh kangeeeenn.