(Aku hadiri Semarak Festival IKMA 2019 oleh Kemenperin. Dokpri) |
Lean Manufacturing - Menjadi seseorang yang pernah mendalami pada bidang manufacturing, rasanya kembali belajar lagi saat menghadiri Semarak Festival IKMA 2019 yang diadakan oleh Kemenperin melalui Dirjen IKMA di Balai Kartini pada tanggal 12 December keamrin. Karena selama empat tahun lebih aku menjadi supervisor produksi, membuat aku tidak asing lagi dengan hal-hal yang berkaitan dengan continous improvement, LEAN, OEE (Overall Equipment Efectiveness) yang ada pada sebuah industri atau manufacturing.
Belajar lagi manufacturing process di Semarak Festival IKMA 2019
Walapun aku ada di background teknik kimia, namun aku merasa mendapatkan banyak ilmu ketika harus berkecimpung dalam sebuah perusahaan manufacture karena bisa belajar alur proses selayaknya teman-teman dari teknik industri. Memahami akan sebuah management yang terjadi pada perusahaan yang dilihat dari proses satu ke proses yang lainnya (di meja produksi) dan berkaitan satu sama lain sehingga antar divisi pun ikut serta.
Karena pengeluaran yang diperhitungkan secara jelas memang dari sisi produksi ya, mulai dari biaya produksi, waktu proses produksi yang mana tidak serta merta jam mesin itu dipakai untuk proses produksi saja, namun ada hal lain seperti cek QC (Quality Controle), maintenance seperti service atau jam breakdwon, serta waktu clean up bahkan change over mesin. Oleh sebab itu, sebuah manufacture berlomba-lomba untuk mengadakan sebuah efisiensi yang bisa dianalisa melalui analisa OEE dan juga Lean Manufacturing itu.
IKM Indonesia menuju revolusi industri 4.0
(Salah satu dari 7 booth yang sungguh-sungguh menuju IKM 4.0 Dokpri) |
Beruntung sekali ketika Kemenperin melalui Dirjen IKMA ini
mengadakan Semarak Festival IKMA dengan tema Start Up 4 Industry dan
Smart Manufacturing ini karena menghadirkan booth-booth yang bisa
menjadi inspirasi para IKM yang ada di Indonesia untuk semakin memajukan
produk dengan teknlogi pendukung revolusi industri keempat ini agar
Making Indonesia 4.0 sehingga akan membuat daya saing sebuah produk dan
juga SDM dari sektor IKMA ini masuk pada era tersebut yang bisa dilewati
dengan kompetisi, fasilitasi dan juga sertifikasi.
Aku melihat ada kurang lebih 7 booth dari IKM yang telah bersungguh-sungguh untuk menuju daya saing dengan tantangan revolusi industri 4.0 ini yang akan mendapatkan beberapa sertifikasi, seperti salah satunya mendapat fasilitas sertifikasi HACCP dan GMP. Sehingga harapannya Indonesia miliki sebuah titik yang luar biasa dalam hal IKM ini untuk menjadi sebuah manufacturing, yang mana peran IKM dalam perekonomian dalam negeri ini tercatat ada 4.4 juta unit dan relevan penyerapan tenaga kerja lokal juga.
Pengenalan Start Up 4 Industry dan Smart Manufacturing
(Bersama Ari Fikri dalam Machine Vision, membahas Lean dalam start up 4.0 Dokpri) |
Seru banget saat sesi talkshow
"Start Up 4 Industry dan
Smart Manufacturing" yang disampaikan oleh Ari Fikri. Beliau bercerita mengenai sebuah perusahaan
yang berbasis pada efisiensi ini sudah mengutamakan ketersediaan peralatan yang canggih dengan investasi peratalan tersebut sehingga dapat menghemat waktu dan biaya dari proses produksi tersebut.
Program "Start Up 4 Industry dan
Smart Manufacturing" ini sebagai gerakan transformasi digital IKM menuju Making
Indonesia 4.0 dengan dilakukannya continous improvement, Lean, line balancing, perhitungan labor performance atas sebuah proses peroduksi yang ada pada sebuah manufacture. Untuk itulah, tercipta alat bantu dengan basis teknologi dari OEE untuk mengecek efektivitas dari mesin atau utilitasnya dalam satu hari kerja, sehingga dalam pengevalusiannya lebih mudah.
Lalu bersama dengan pemaparan dari Mr. McKinsey & Company mengenai Lean Manufacturing for Start Up, Technology and provider 4 IKM, Revolusi Industry 4.0 yang sangat bisa menjadi solusi dari dinamika akan customer orders, product development, suppliers, procurement, production, outbound supply chain. Bahasannya semakin menarik, karena yang dibahas adalah mengenai Lean.
Mengenai Lean dan suksesnya sebuah manufacture yang menerapkan Lean
(Bersama ibu Gati, McKinsey, Ari Fikri dalam Semarak Festival IKMA 2019. Dokpri) |
Dalam presentasinya Mr. McKinsey menyebutkan bahwa father of improvement and no waste dan variability pada sebuah manufacture adalah Toyota. Aku jadi teringat akan project sewaktu aku masih di kantor dulu, yaitu menangani Lean dalam sebuah proses kerja (itu baru satu) misal dalam proses produk A ini melewati proses mixing, cek QC dan masuk pada proses pembuatan dari produk A ini yang dikemas dengan menggunakan kemasan primer lalu nanti di akhiri dengan kemasan sekunder dan tersier. Dalam hal ini pasti akan terjadi waste-waste yang harus kita analisa dan ini bisa terjadi jika kita mengandalkan pada proses Lean ini.
Hadir juga Dirjen IKMA ibu Gati Wibawaningsih mendapatk banyak pertanyaan
seputar Kemenperin seperti perihal plastik, penggunaan sterofoam dan juga dari pengganti akan
kapas, agar tidak mendapatkan import dari luar lagi, sehingga ditemukan
alternatifnya seperti serat pinus yang dalam segi kualitasnya sama
dengan sutra namun lebih low budget, karena mudah dan massal
mendapatknya.
(Semangat dan sukses selalu untuk IKM-IKM Indonesia menuju Making Indonesia 4.0 Dokpri) |
Menjadi PR bersama adalah untuk pengerjaannya saat ini dari teman-teman yang akan lulus dari Lapas, untuk mendapatkan pelatihan sehingga mereka memiliki keahlian untuk menenun ini. Karena dewasa ini, sulit sekali ditemukan minat dari anak-anak muda untuk kegiatan menenun ini.
Seneng banget, aku bisa hadir dalam Semarak Festival IKMA 2019 ini yang terdiri dari berbagai macam IKM dan juga start up pada bidang footwear, fashion, logam, kemasan dan juga furniture. Udah gitu aku bisa melihat kemajuan akan start up ini jika berkolaborasi dengan baik dengan tangan-tangan lokal di Indonesia ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar