Mugshot Challenge Yeay Or Nay Untuk Diikuti?

(Opini mengenai Mugshot challenge. Dokpri)

Sebuah opini untuk memberanikan speak up mengenai persoalan yang challenge-challenge nya itu memang terkadang menarik dan pada jaman sekarang ini, era digital, banyak orang yang berlomba-lomba untuk mencari viewers tertinggi dalam hal apapun, untuk dapat mereka menjadi men on show.

Persoalan Challenge meng-challenge

Sebenarnya, silahkan aja mau jadi men on show jika konten yang dibagikan itu dapat memberikan kebermanfaatan. Aku malah banyak bersyukur kalo banyak yang menyebarkan banyak kebaikan dari beberapa konten yang mereka buat dengan kreativitas tanpa batas itu.

Nah, maraknya challenge itu apa hubungannya sih sama sebuah kebaikan? Kalo kebaikan kan memang ngajaknya sama persoalan mengajak buat jadi lebih baik kan. Ada sih beberapa challenge gitu yang kita adi ngehargain waktu, kehadiran seseorang bahkan bisa jadi merubah lifestyle kita yang sebelumnya misal boros banget.

Misal challenge belanja di supermarket dikasih waktu selama setengah jam dengan budget 150ribu bisa untuk hidup bersama keluarga selama 2 minggu kedepan. Itu challenge yang berfaedah banget menurutku, jadi tau mana prioritas untuk kebutuhan dan mana yang namanya cuma "mupeng" mau doang tapi ya sebenarnya kalo ga beli ya ga akan kenapa-kenapa.

Dan juga bisa jadi menghemat waktu, tidak ada waktu terbuang untuk semacam window shopping, karena kita udah tau mau beli apa dan untuk apa sehingga yang tralala trilili kayak gitu, di skip dulu. Lah, kalo anak kita gabisa dititip lama ke ibu mertua kita, misalnya, kita kan harus cermat buat eksekusi belanjaannya 

Mari Diskusi Soal MUGSHOT Challenge

Jadi sebenarnya Mugshot challenge yang saat ini sedang viral di Tiktok itu challenge yang menampakan wajah kita di make up menyerupai orang-orang yang mengalami kekerasan. Mukanya pada lebam, bagian mata tampak menghitam, lalu kadang ada juga yang saking totalitasnya menampakkan darah keluar dari beberapa bagian (hidung misalnya).

Padahal, dalam arti informalnya dalam dunia kepolisian, Mugshot ini adalah istilah pengambilan gambar atau foto dari pelaku kejahatan, guna merekam data kriminal mereka. Tak jarang, pelaku kriminal ini saat sudah ditangkap oleh kepolisian mengalami wajah yang penuh luka, baik luka goresan, luka lebam yang mungkin saja akibat dipukuli oleh masa.

Jujur aja, saat tau berita mengenai kontroversial dari Mugshot Challenge ini kok agak kurang linier dengan arti harafiahnya ya. Oya, aku ingatkan, tulisan ini sebagai opini pribadi aku aja dan setelah membaca dari berbagai sumber referensi dan juga beberapa postingan yang diikuti juga oleh para selebgram tanah air.

Akibat Mugshot Challenge Jadi Blunder Antara Aksi Anti Kekerasan dan Malah Jadi Tak Sensitif Kepada Korban Kekerasan yang Sebenarnya

Kalo kalian penasaran tentang apa sih Mugshot Challenge ini karena disini aku ga akan post foto contoh Mugshot challenge nya dan teman-teman bisa cek dengan hastag #mugshotchallenge di instagram udah langsung muncul kok.

Menurut aku untuk Mugshot Challenge ini kurang begitu pas jika dijadikan konten challenge, memang sih ini sebuah karya seni dari seni bermake up dan menjadi eksplorasi diri juga bisa jadi ada skill untuk jenis make up ini yang dalam konten bermake up yang ada luka, lebam atau goresan biasa di sebut dengan SFXMakeup. Nah kalo teman-teman penasaran soal SFXMakeup ini kayak gimana, bisa cek di hastag juga ya.

Saat membaca dari sumber Tempo.co, Komnas Perempuan yaitu Ibu Siti Aminah Tardi mengatakan bahwa viralnya mugshot challenge ini bentuk dari tidak sensitifnya pada korban kekerasan yang sebenarnya korban tersebut alami, alih-alih menghimbau agar tidak terjadinya kekerasan, malah seperti seolah-olah "dirayakan".

Maksud dari tak sensitif kepada korban kekerasan yang sebenarnya itu lebih kepada ketika challenge ini makin naik, lalu diikuti oleh beberapa orang, membuat adanya sebuah potensi hilangnya kepekaan orang-orang yang terkena dampak kekerasan itu sendiri. Coba bayangkan, ketika ada seseorang yang mengalami sebenar-benarnya luka akibat kekerasan, entah itu KDRT atau apapun itu, lalu melapor pada kepolisian, bisa jadi orang menjadi tidak percaya, ya karena sudah ada challenge itu sebelumnya.

Kalo udah seperti ini kan jadinya susah mana yang bisa dipercaya, mana beneran dan mana challenge, kalo misal pengaduannya by online course. Udah gitu ya, aku berani beropini kayak gini sambil kemarin juga diskusi sama suami. Dia prefer untuk mengambil jalan tengah, untuk persoalan challenge ga ada yang bisa kita larang, itu semua balik ke kontrol diri sendiri.

Sehingga setelah membaca itu, aku memiliki opini bahwa sebuah challenge ya sulit untuk bisa dilarang, apalagi sudah masuk dalam ranah media sosial. Namun perlunya kedewasaan, rasa wise dan juga kontrol diri dalam mengikuti trend-trend dari setiap challenge yang ada

SFXMakeup

Penggiat Konten Dengan Mugshot Challenge

Aku ga menghakimi yang gimana-gimana, hanya saja aku prihatin kalo sampe issue kekerasan ini ya tadi seperti yang dibilang sama ibu Komnas Perempuan, seperti dirayakan, rasanya ya memang begitu. Apalagi yang tidak masuk dalam esensinya sehingga menulis caption pada unggahan post foto menggunakan hastag mugshotchallenge ini kurang begitu bijak, "aduh gw habis dipukul sama si mantan, jadinya gini"

What??

See?

Kalo warga 62 ini mudah sekali memviralkan sesuatu dan ini udah auto diikuti oleh dedek-dedek dengan menuliskan caption yang sama, seperti seolah-olah kita letakkan kemana hati nurani kita kepada korban KDRT yang sesungguhnya. 

Aku juga baca kalo ada seselebgram yang menghapus unggahan mengenai mughsot challenge dan meminta maaf kepada publik, karena menurutnya memang benar tidak seharusnya disuarakan seperti ini dan juga berterima kasih kepada netizen yang sudah mengingatkan padanya, bahwa peduli itu bukan berarti menggambarkan dengan yang disengaja seperti ini, sambil menulis caption yang tadi itu tuh.

Aku ga memungkiri untuk sebuah karya seni dan juga skill, karena hal ini udah aku rasakan sejak masih bekerja disebuah perusahaan farmasi, dan waktu itu ada pelatihan K3. Kita diminta untuk mengkondisikan peragaan luka-luka dan juga lebam akibat dari force majeur perusahaan seperti gempa bumi atau kebakaran pabrik. Lalu kalo ga ada skill atau contoh make up SFX tadi ya jadi kesulitan. 

Oleh sebab itu penting kan kita bijak dalam memaknai sesuatu hal dan juga paham esensi dari challenge tidak hanya untuk hidup kita saja, tapi pada masyarakat. Gimana teman-teman untuk diskusi kali ini, aku sangat open ya, aku juga tidak menyudutkan pihak manapun, semua atas opini aku yang resah melihat mugshot challenge ini kurang pas untuk menyuarakan anti kekerasan.