(Skizofrenia Paranoid cari tau lebih dalam yuk. Dokpri) |
Skizofrenia Paranoid - Berbicara tentang keadaan penyakit mental yang diderita oleh sebagian orang, memang kerap kali banyak sekali faktor apa yang bisa menjadi pemicunya. Disini aku mau mau share sedikit beberapa pengalaman kecil aku mengenai Skizofrenia Paranoid yang mana merupakan suatu kondisi mental seseorang yang sulit mensinkronisasikan apa yang ada dalam pikirannya dengan keadaan lingkungan sekitarnya.
Untuk singkatnya Skizofrenia Paranoid kesulitan menyesuaikan pikirannya dengan realita yang ada. Seeprti ada gangguan dalam pikirannya yang sulit menkorelasikan dengan keadaan yang nyata. Sehingga mudah tertebak dari Skizofrenia Paranoid ini penderita akan mengalami ciri-ciri yang harus di cek secara keseluruhan dan biasanya memang mereka cenderung akan melakukan tindakan suicide (bunuh diri).
Ngobrol lebih dalam tentang Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid ini sendiri merupakan bagian dari Skizofrenia namun tidak semua penderita Skizofrenia ini akan mengalami paranoida. Untuk kasus Skizofrenia Paranoid ini kenapa bisa ada paranoida nya karena terdapat aktivitas delusi dan juga halusinasi dalam dirinya. Jika Skizofrenia itu sendiri bisa distabilkan seiring orang tersebut mau berobat dan melakukan konsultasi secara rutin, sehingga memudahkan dirinya menjalani aktivitas sehari-hari.
Jika dilihat lebih dalam Skizofrenia Paranoid ini memiliki ciri-ciri untuk sisi delusinya sendiri itu seperti ada rasa dikejar-kejar oleh sesuatu atau sebuah pihak. Merasa dirinya seperti diintai terus menerus sepanjang waktu oleh sebuah institusi bahkan oleh pemerintah sekalipun. Atau merasa banyak orang yang mengejar-ngejar dia secara keroyokan dan parahnya dengan hadirnya halusinasi dalam bentuk hadirnya suara-suara yang sebenarnya tidak nyata, hanya hidup dalam pikirannya aja selama ini.
Tak jarang halusinasi yang ditimbulkan oleh penderita Skizofrenia Paranoid ini adalah bisikan-bisikan terkait hal-hal yang membahayakan. Tak jarang hasilnya penderita mengalami suicide dalam hidupnya karena tidak terdeteksi secara dini terkait gejala dari Skizofrenia Paranoid ini.
Penyebab Skizofrenia Paranoid
(Penyebab Skizofrenia Paranoid. Dokpri) |
Sebetulnya, jika ditanya penyebab kenapa seseorang bisa menderita gangguan Skizofrenia Paranoid ini, para ahli medis sendiri belum bisa memastikan dan diketahui secara pasti. Dugaan terdekat adalah adanya kelainan pada otaknya juga ditambah dengan sistem transmisi saraf, dari kekebalan tubuh juga sangat berpengaruh besar seseorang mengidap Skizofrenia Paranoid.
Penyebab Skizofrenia Paranoid ini bisa jadi dari adanya pemicu terutama dari lingkungan terdekat bahkan anggota keluarga sendiri. Bayangkan ketika Skizofrenia Paranoid ini datang pada tubuh kita, lalu mengingat bahwa ada hal-hal diluar kendali kita, seperti:
- kemungkinan besar historical keluarga ada yang pernah mengidap Skizofrenia, lalu diperparah dengan munculnya halusinasi sehingga makin terbentuk Skizofrenia Paranoid ini.
- infeksi virus yang tidak dideteksi sejak masih dalam kandungan
- inner child yang tanpa disadari anak ataupun orang tua, seperti kekecewaan yang begitu mendalam atas perlakuan-perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga ataupun orang tua secara verbal dan non verbal
Gejala Skizofrenia Paranoid
Untuk gejala Skizofrenia Paranoid itu sendiri sebenarnya tidak bisa disamakan dengan gejala dari Skizofrenia. Gejala Skizofrenia itu tampak mengalami keadaan bicaranya kacau. Hal ini terlihat dari mengulangi kata-kata di tengah pembicaraan dan tak jarang membuat kata-katanya sendiri.
Sedangkan gejala Skizofrenia Paranoid itu adanya delusi dan halusinasi. Adanya delusi yang artinya memiliki keyakinan yang begitu kuat akan sebuah hal atau topik (dan itu salah) dan tidak bisa dibantah oleh bukti yang diberikan. Serem banget ya.
Diawal aku udah cerita juga delusi yang dialami oleh penderita Skizofrenia Paranoid ini mengarah ke delusi kejar, yang artinya seseorang itu mengalami kecemasan yang begitu besar dan juga kehilangan kemampuannya untuk membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.
Untuk arahan gejala Skizofrenia Paranoid ini ada dua sisi juga, ada gejala positif dan gejala negatif. Yang dimakud positif dan negatif ini bergantung dari arah interaksinya. Dengan berbicara kacau dan membuat kata-katanya sendiri, itu termasuk dari gejala positif (aktif) sedangkan gejala negatif itu adalah ketika tidak menunjukkan ekspresi dirinya, seperti tidak memiliki emosi dalam dirinya. Berwajah datar dan tidak tertarik dengan aktivitas ataupun kegiatan keseharian, cenderung menutup diri juga.
Dan inilah yang bisa mengarah pada aktivitas mengakhiri hidupnya selain ada bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidup, ketika ia tidak ada hasrat atas aktivitas dalam hidupnya, ia bisa menyudahi hal semuanya dengan suicide, semoga kita semua sehat-sehat ya setelah membaca lebih dalam dari artikel aku soal Skizofrenia Paranoid ini.
Pencegahan Skizofrenia Paranoid
(Penanganan Skizofrenia Paranoid. Dokpri) |
Apa yang bisa diupayakan agar setidaknya Skizofrenia Paranoid ini dapat terkendali dengan baik dan insya Allah bisa melakukan aktivitas keseharian dengan lancar. Tentu tek lepas dari dokter medis, psikologis, konselor atau terapis yang dibutuhkan. Tapi support keluarga besar yang penuh kepada pasien.
Ada beberapa obat dan ini akan disesuaikan dengan anjuran dokter ya, selain itu aku mau bahas dari sisi terapi psikososial yang mana ini terapi untuk penderita Skizofrenia. Dengan rutin menjalannya dan lakukan hal-hal di bawah ini dengan konsisten dan selalu meminta perlindungan dan berdoa kepada Allah, insya Allah penderita Skizofrenia Paranoid ini akan membaik seiring berjalannya waktu.
- Atur pola interaksi sosial yang biasanya melibatkan jumlah dan banyak orang. Kita sudah membaca artikel dari yang aku tulis ini mengenai penderita Skizofrenia Paranoid ini adanya gangguan menarik diri dari lingkungan sosialnya. Saat ini lingkungan sosial tidak hanya yang bertatap muka saja, dengan hadirnya sosial media perlu diawasi paling tidak, agar tak menjadi triggered tersendiri untuk dirinya
- Melakukan rutin olahraga untuk tubuhnya. Pentingnya olahraga sudah kita rasakan ketika badan kita bergerak dan mengeluarkan keringat, pastinya adanya sirkulasi darah yang lancar yang mengalir lancara ke otak dan seluruh tubuh kita. Perasaan bahagia pun akan muncul setelahnya, karena tidak langsung tubuh kita akan menjadi lebih rileks dan bersyukur.
- Tidak melakukan tidur terlalu malam. Memperbaiki kualitas tidur merupakan PR banyak orang di era derasnya arus sosial media seperti sekarang ini. Paham betul bahwa yang kita perlukan adalah beristirahat dan hidup sehat walaupun teknologi semakin canggih kedepannya.
Dengan kita tau bahwa penderita atau pengidap Skizofrenia Paranoid ini memiliki kecenderungan yang mengarah pada perilaku bunuh diri. Oleh karena itu, baiknya kita sebagai manusia mengerti untuk menjaga omongan, sikap dan perilaku bahkan jari jemari kita ini ketika membuat postingan atau berkomentar di laman seseorang.
Karena kita tidak tau aktualnya seperti apa yang dialami oleh orang-orang yang berada di balik layar, so mari jaga kesehatan mental kita masing-masing dan semua orang di muka bumi ini. Apalagi penderita Skizofrenia Paranoid ini rasanya akan tidak merasa tenang karena tadi merasa di kejar-kejar dan itu beneran seperti kenyataan. Kita bisa membantu walaupun itu kecil di hadapan makhluk, insya Allah akan sangat berguna bagi para suvivor Skizofrenia Paranoid ini. Salam sehat semuanya!
Sumber referensi tulisan: www.halodoc.com
Pola hidup sehat yg tidak dijalankan dengan benar dan konsisten dampaknya bisa merembet kemana-mana ya. Termasuk gangguan mental ini.
BalasHapusSaya yakin pola hidup sehat yg digembar-gemborkan itu kalau dilakukan sepanjang waktu, tidak hanya saat pandemi saja, kita semua akan terhindar dari gangguan tak diinginkan apalagi terhadap mental.
Ya Allah semoga dilindungi dr penyakit ini. Serem juga ya. Kalau salah perawatan bisa bahaya. Makasih juga tipsnya
BalasHapusBener banget, kita engga selalu tahu bahwa sebenarnya di sekeliling kita tidak semuanya baik-baik saja. Jadi mulai dari diri kita sendiri yang musti bisa menjaga diri. Selain untuk kebaikan diri sendiri, tentunya juga untuk orang lain. Ga cuma di dunia nyata, tapi juga di dunia maya, khususnya social media.
BalasHapusKompleks sekali otak kita ini ya mbak..semoga kita bisa menjaga diri kita dan keluarga dari hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan jiwa..aamiin ..
BalasHapusHuuu makasih sharingnya mba, aku dulu pernah ngalamin gejala kaya gini, berhalusinasi dan mendengar bisikan bisikan aneh. Bahkan aku ada dititik dimana aku bisa ngobrol sama bisikan itu.
BalasHapusTapi lambat laun sembuh karena perhatian, kasih sayang dan support orang disekeliling. UntjnfUnt belum parah, ini efek stress dan depresi
Betul, susah bedakan yg nyata dan ilusi ini yg membuat pengidap schizophrenia perlu penanganan khusus. Kalau Ada dukungan dari keluarga bisa segera dibawa ke psikiater. Perlu meningkatkan iman juga supaya saat kambuh dapat mengontrol diri.
BalasHapuspengidap skizofernia ini harus dijaga dengan hati-hati, karena ia tidak bisa membedakan mana kenyataan mana ilusi semata. demi menghindari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
BalasHapusNgomongin skizofrenia aku jadi ingat room mate ku pas kos di jakarta.
BalasHapusBeliau mengidap skizofrenia , kasihan klo kambuh..
Jadi diam dan linglung
Skizofrenia ini sebuah penyakit yg bisa mengganggu psikologis juga ya mbak. Rasa takut berlebih dan seperti dikejar2 ada juga yg cemas berlebihan. Pernah ketemu teman yg mengidap ini dan peran keluarga sangat besar untuk mencegah ini.
BalasHapusNgomongin schizophrenia mengungatkanku pada salah satu ilmuwan penyintas penyakit itu, lebih ke fisik. Ternyata ada model lain schizophrenia ya, ini lebih ke mental.
BalasHapusJadi ini termasuk mental illness yaa, dek?
BalasHapusKatanya kalau sudah sampai ke tahap Skizofrenia Paranoid, harus ke psikiater yaa..?
Karena membutuhkan resep obat.
Atau cukup ke psikolog?
Aku bacanya aja udah ngerasa merinding dan ngeri sendiri loh. Semoga kita dan orang orang disekitar kita tidak sampai mengalami skizofrenia paranoid ini. Kalau dilihat dari ciri-cirinya skizofrenia paranoid ini cukup berbahaya karena berhubungan sama mental ya mbak, asli sih aku takut baca ini
BalasHapusterima kasih mbak Grandy, sudah peduli dengan teman2 di luar sana yang memiliki Skizofrenia, huhu
BalasHapusaku pun punya tetangga yang mengalami gejala Skizofrenia mbak, tiap hari ketakutan, kadang sehat biasa aja, tapi kadang katanya cemas berlebihan. semoga di luar sana banyak yang aware dengan kesehatan mental ya, pun semoga teman2 kita yang sedang berjuang dengan Skizofrenia selalu dikuatkan, aamiin
saya pernah dateng ke rumah orang yangg mengidap skizofrenia,
BalasHapusserem juga
Baru tahu nih yg namanya skizofrenia, kalau di kampung saya mah namanya kemasukan jin, jadi depresi terus akhirnya kemasukan jin, ujung ujungnya bunuh diri. Tapi bhs medisny beda ya, smg Kita semua selalu sehat ya .. aamiin
BalasHapusPernah denger tapi belum pernah melihat atau berteman dengan mereka yang mengidap penyakit ini. Kalau gak cermat n peka, sepintas sama ya dengan mereka yang gak bermasalah...padahal dampaknya lumayan serem
BalasHapusbaca artikel ini saya jadi tahu banyak tentang penyakit ini. saya jadi mikir lebih panjang lagi, jika kelak saya jadi orang tua harus bener2 siap dna memperlakukan anak-anak dengan layak, karena kalau sampai meninggalkan inner child ke anak-anak, akan berdampak panjang seumur hidup mereka. mudah-mudahan saya jadi orang tua yang baik buat anak-anak kelak. kalau untuk diri sendiri mungkin saya harus mulai mengatur pola tidur dengan baik biar ga tidur malam terus dan mempergunakan sosmed dengan wajar agar tidak mengarah pada penyakit ini. olahraga so far sudah rutin sih.
BalasHapusSerem juga ya Skizofrenia Paranoid ini. Bisa mengarah ke bunuh diri gitu karena emang ada gangguan kecemasan yg parah ya, merasa dikejar2 & depresi. Semoga kita semua dijauhkan dari penyakit ini maupun penyakit mental lainnya
BalasHapusaku baru tau ada skzofreniz paranoid. di masyarakat awam biasanya digeneralisir ya itu orang gila..padahal beda jenis beda penanganan
BalasHapusSkizofrenia itu bisa nggak sih sembuh total? Apa cuma terapi-terapi aja?
BalasHapusBerinteraksi secara sosial juga perlu ya untuk menghindari terjadinya Skizofrenia. Semoga ada penyembuhan yang tepat ya agar penderita bisa lebih baik lagi keadaannya
BalasHapusTerima kasih atas shariing ceritanya ya. Semoga kita semua dimudahkan untuk menjaga nutrisi dan kondisi badan agar tetap sehat. Aamiin
BalasHapusbaru tahu lho ada penyakit seperti ini.
BalasHapusbanyak banget ya gangguan paranoid itu.
olahraga dan tidur malam yang cukup itu emang banyak manfaatnya ya.
Ngeri juga ya...Itu bisa sembuh permanen nggak sih?
BalasHapusMemang betul, ya, Mbak. Di zaman seperti sekarang kebanyakan dari kita tuh kurang banget jam istirahatnya. Saya pun merasakan hal yang sama. Padahal, istirahat cukup adalah salah satu faktor penting yang bisa membuat kita jauh lebih sehat. Ngeri juga kalau sampai kena penyakit macem-macem.. :(
BalasHapusPeran orang-orang terdekat ternyata sangat berpengaruh bagi penanganan mereka yang terkena skizofernia, ya, mba. Semoga kita dijauhkan dari penyakit ini dengan senantiasa menerapkan pola hidup sehat dan senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khalik.
BalasHapusPertanyaan saya, apakah skizofrenia ini keturunan? Apa bisa disembuhkan? Apa yang harus kita lakukan jika bertemu dengan orang yang mengalami ini?
BalasHapusKesehatan jiwa itu perlu diperhatikan juga ya, Mba. Jangan sampai kita kehilangan arah dan berakhir pada bunuh diri. Tentunya Skizofernia ini penyakit mental yang perlu pengawasan ketat.
BalasHapusWaah informasi yang bagus banget. Kesehatan mental memang kadang diremehkan orang-orang, padahal ini ada dan perlu penanganan yang tepat
BalasHapusSejujurnya, gangguan kejiwaan seperti ini ngeri banget ya dys. Ditambah lagi, jika ditelusuri dari historis keluarga, rupanya juga berperan ya. Alias, secara gak langsung cukup berpengaruh. Setidaknya, untuk antisipasi dini, perlu banget lah prepare, khususnya dari gaya hidup.
BalasHapusSebenernya kasihan sekali ya penderita penyakit ini. Dan bayangkan jika tidak ada yang mendampingi... Masih banyak orang yang beranggapan bahwa skizofrenia ini aib, dan malah mengucilkan penderitanya... Semoga orang-orang terdekat kita dijauhkan dari penyakit ini...
BalasHapus