(Bersama Bango Pangan Lestari wujudkan masyarakat dalam ketahanan pangan dan juga petani sejahtera. Dokpri) |
"Pandemi mengajarkan banyak hal, salah satu unsur utama yang paling terasa adalah pada unsur kebutuhan pangan di dalam rumah tangga agar terus terjamin dan selalu ada tanpa khawatir terpapar virus Covid-19"
Selama di rumah aja aku udah ngerasain dilema harus masak-masak hampir tiap hari, dimana waktu pekerjaan aku sebagai freelance yang biasanya menyiapkan sarapan dan bekal untuk suami dan kadang juga ada moment suami rapat dan gausah bawa bekal, duniaku jadi jungkir balik haha. Aku bukan anak yang cooking enthusiast, tapi food enthuasiast (LOL).
Jadi kalo soal nyicip makanan, pengetahuan soal makanan dan hunting makanan itu aku suka banget. Entah untuk dari sisi pengolahan, aku kayak masih ada gap juga, ini sih dirasain karena ada trauma tipis sama dapur karena dulu aku dilarang coba masak-masak di rumah gitu lho. Tapi overall aku ya bisa masak kok dan dari cita rasa gajauh beda dari masakan enak-enak itu (bangga banget).
Masak setiap hari di era teknologi maju ini harus pikirkan kesejahteraan para petani
(kegiatan masak aku selama pandemi meningkat lho gaes, tetap pembelian sayur melalui Sayurbox dan pakai kecap Bango! Dokpri) |
Kegiatan masak buat aku saat ini tuh untuk bertahan hidup. Ya iya dong, makan kan jadi kebutuhan primer bagi makhluk hidup, khususnya manusia seperti kita ini. Adanya pandemi ini, habit jajan makanan cepat saji atau dengan mudah beli makan aja tanpa ribet masak di rumah, ternyata mengajarkan kalo masak dari rumah itu bisa meningkatkan bonding antar anggota keluarga. Aku sampai terpana ketika suamiku bilang masakan aku enak banget dan lahap makannya.
Untuk penuhi kebutuhan ketahanan pangan di rumah, aku jadi ngide gitu buat bikin hidroponik dengan lahan terbatas dengan menggunakan sistem wick dan ternyata belum berhasil hahaha. Hingga aku percaya pada titik kagum kepada para petani yang sudah menjadi produsen bagi kita-kita masyarakat yang bisa menikmati aneka holtikultura ini.
Tentu ada banyak tantangan lho buat para petani, salah satunya yang bikin aku terhenyak dan jadi open eyes gitu adalah kita-kita ini menjerit karena terbatasnya pangan akibat adanya PSBB dari pandemi ini, apakah kita memikirkan bagaimana kabarnya dengan para petani itu yang hidupnya juga jauh dari kata sejahtera. Tentu ini terbukti dari minimnya regenerasi petani, dimana para anak muda ini memilih untuk bekerja di luar bidang dan tidak memilih jalur petani.
Bango Pangan Kuliner: Program Untuk Ketahanan Pangan dan Sejahterakan Petani
Siang itu sambil mendengar suara seorang artis dan juga aktor yang sudah kondang, menjadi MC di event Bango Pangan Kuliner ini yaitu Nirina Zubir acaranya juga jadi meriah dan juga semarak nih. Rasanya waktu berjalan begitu lancar dan materi-materi mengenai pertanian ini yang ada beberapa hal masih awam, bisa dicerna dengan baik.
Bango pangan kuliner ini menjadi sebuah program terbaru dari PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai wujud komitmen dalam industri pangan untuk melakukan DIVERSIFIKASI pangan khususnya untuk masyarakat Indonesia. Singkatnya yang dimaksud dengan diversifikasi adalah variasi makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia menuju ketahanan pangan yang baik di masa-masa pandemi seperti ini.
Unilever juga mewujudkan sebuah komitmen agar kontribusi terhadap sistem pangan ini stabil dengan dua hal yaitu:
Unilever juga mewujudkan sebuah komitmen agar kontribusi terhadap sistem pangan ini stabil dengan dua hal yaitu:
- Diversifikasi konsumsi pangan: Seperti mengubah pola makan masyarakat dengan berbasis nabati, memanfaatkan terobosan dalam sains dan teknologi sehingga dapat terus berinovasi dari sistem pertanian kita
- Diversifikasi produksi pangan, yang merupakan pondasi yang kuat untuk terus berkelanjutan sehingga makanan yang sehat itu berasal dari planet yang sehat. Ini ada hubungannya dengan kelestarian alam, dan juga lingkungan.
(Peluncuran Program Bango Pangan Lestari Kolaborasi dengan Sayurbox dan Tanihub. Dokpri) |
Hari ini hadir beberapa narasumber untuk menyelaraskan lagi program Bango Pangan Kuliner ini agar kebutuhan masyarakat akan holtikultura demi ketahanan pangan keluarga ini sebanding dengan produsen yaitu kesejahteraan para petani.
- Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng (Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian Republik Indonesia)
- Hernie Raharja (Director of Foods and Beverages PT unilever Indonesia, Tbk
- Rusli Abdullag (Pengamat Pertabian dan Peneliti INDEF, institute for Development of Economics and Finance)
- Oshin Hernis (Head of Communication Sayurbox)
- Aria Alifie Nurfikry (Vice President of Marketing TaniHub)
Meriahnya dan semarak sambutan dari MC, Nirina Zubir ini langsung saja ke materi dari pak Agung Hendriadi mengatakan mengenai ketahanan pangan Indonesia, mencapai titik stabil:
"Bahwa jangan sampai Indonesia ini mencukupi kebutuhan pangan 260juta jiwa sedangkan kesejahteraan petani dikesampingkan. Contohnya yang paling tinggi itu harga cabe merah. Harga 15rb, diatas konsumen lain itu 30rb, upaya kita bersama, menjaga harga ditingkat pertanian itu menjaga pertanian kita lho.
Margin pengangkutan kita untuk cabe merah ini cukup tinggi. Jadi punya harga 15rb, bisa 2x lipat. Kita coba lakukan distribusi dengan upaya-upaya yang dilakukan, jadi perhatian kita semua. Start up di ecommerce, mengambil langkah yang baik, menjaga pasokan sambil kita meningkatkan produksi."
(Hernie Raharja dalam peluncuran Bango Pangan Lestari. Dokpri) |
Sehingga selaras dengan visi misi Bango yang sudah diakuisisi oleh PT Unilever ini sebagai payung besar dalam menjalankan strategi pemerintah menuju capaian ketahanan pangan. Seperti pengembangan sistem pertanian berkelanjutan dan juga mengembangkan kedelai hitam Malika sebagai varietas unggul dan jadi kunci otentik dari Bango yang sudah diakui oleh berbagai pihak secara resmi, dijelaskan langsung oleh ibu Hernie Raharja dalam siaran progra peluncuran Bango Pangan Lestari.
Bahwa pada faktanya juga Indonesia ini bisa saja mendapati keadaan tidak ada ketahanan pangan nasional yang disebabkan oleh kualitas sumber pangan yang kurang maksimal, jumlah petani yang terus berkurang dari waktu ke waktu karena minimnya regenerasi dan yang muda memilih bekerja di luar sektor pertanian dan lahan yang semakin terbatas, dimana petani memilih untuk menukarkan lahannya dengan pembangunan yang dipikir lebih menguntungkan daripada mengolah lahannya untuk bertani lagi.
Kolaborasi Sayurbox, TaniHub dalam Bango Pangan Lestari Upayakan Agar Ketahanan Pangan Tercapai dan Petani Harus Sejahtera!
Sempat disinggung sebelumnya bahwa lahan untuk produksi holtikultura yang disampaikan dalam webinar dan dimunculkan dalam sebuah peta penyebaran, bahwa di tanah Jawalah yang tampak hijau sebagai titik produsen yang mendominasi dibandikan wilayah lainnya di Indonesia.
Kebayang bukan, ketika demand meninggi namun kesulitan untuk memenuhinya ditambah dengan adanya covid-19 ini para petani menjadi salah satu kelompok yang terdampak karena petani itu produsen yang jadi tumpuan semua orang (konsumen) dan petani kecil ini di masa pandemi ini tidak memiliki akses terhadap pasar yang luas, sehingga akan dijual seadanya di pasar lokal dengan harga yang sangat murah.
Lalu sejalan dengan itu, tentu ingin masyarakat terpenuhi dari sisi bahan pangan tadi dan produsen ini agar hidupnya sejahera dengan bentuk kolaborasi antara Bango, Sayurbox dan juga Tanihub ini untuk memangkas rantai dari petani lokal dengan tangan-tangan yang mengambil harga murah. Dengan pembelian melalui e-commerce seperti Sayurbox dan Tanihub ini petani juga akan mendapatkan pelatihan-pelatihan untuk scale up dirinya.
Diantaranya ada pelatihan pembuatan pupuk organik cair, literasi keuangan untuk mengelola keuangan mereka dan juga untuk mendukung sistem pertanian agar lebih berkelanjutan. Dan kolaborasi ini tentu akan didukung penuh oleh pemerintah sebagai bentuk dari pengembangan komoditas pertanian di ranah online, yang tentu menjadi kebutuhan masyarakat di tengah pandemi seperti saat ini.
Manfaat Ketika Berbelanja Produk Holtikultura Melalui E-commerce dalam Program Bango Pangan Lestari
(Bantu petani tetap lestari dengan beli hasil tani kualitas tinggi di webiste Bango dapatkan voucher belanja! Doc: Team Bango) |
Pandemi ini mau tidak mau merubah gaya hidup satu orang dan menjadi fenomena untuk bergaya hidp secara daring dan digital. Digitalisasi ini tidak bisa dihindari. Awal-awal aku inget banget ketika pandemi ini datang, aku menikmati makanan dengan nasi dan juga telur (tak lupa nambahin kecap Bango ini hehe).
Ternyata mas Rusli Abdullah (Tanihub) menjelaskan bahwa frekuensi orang memasak dan volume bahan-bahan yang dibutuhkan : 26% telur, 19% daging merah, 25% unggas, 8% buah-buahan. Sehingga trend memasak di rumah meningkat 49% lebih sering dari sebelumnya . Inilah yang dilihat oleh Tanihub untuk menawarkan produk mereka langsung ke rumah tangga. Tuh liat kan permintaan akan telur memang angkanya tinggi.
So, kalian bisa mendapatkan manfaat dengan berbelanja melalui Sayurbox dan Tanihub ini melalui website-nya Bango (klik disini) untuk dapatkan voucher belanja (pake sistem gercep ya buibu). Makin kita berbelanja untuk cukupi kebutuhan anak-anak dan keluarga di rumah, kita sambil membantu para petani bisa lebih sejahtera akan profesinya yang mulia ini lho.
Wah mantap ya bango. Ini sangat membantu para petani..
BalasHapusNggak nyesel pilih kecap bango
iya nih kak, semangat buat bikin masakan bareng sama kecap Bango
Hapuswah mantul bgt nih kecap bangoo. kecapnya keluarga ku yg selalu ada dirumah bahkan ditas kalo lg mau makan keluar rumah haha
BalasHapusBelanja yang sangat menguntungkan semua pihak, petani, e-commerze dan logisticnya.
BalasHapusmemang harus membeli produk lokal, dan produk lokalun harus mau memperbaiki mutu agar bisa bersaing
BalasHapusKecap fav keluarga nih kecap bango
BalasHapusDan di masa pandemi ini bikin terobosan dengan campaign pangan lokal
wah keren sekali kak program kolaborasi antara Bango, Sayurbox dan juga Tanihub, ini penting sekali membantu kesejahteraan petani.
BalasHapusSaling terkait satu sama lain dapat membangun dan menguatkan agar tercapainya ketahanan pangan Indonesia.
BalasHapusSetuju banget..sm program mulia ini ya. Cuss gercep ahh mau belanja langsung ke petani aja lewat tekhnologi selain harganya lebih miring juga diniatin ngebantu perekonomian keluarga nya ya. Wahh ada Nirina zubir udh ngebayangin gimana meriahnya sm ceriwis Ngem Ce nya ya wkwk
BalasHapusLangganan tuh, di rumah harus kecap Bango deh. Dari zaman kapan tuh...Bagus ya programnya. Memang sekarang zamannya kolaborasi deh. Semoga pangan lokal makin digemari...
BalasHapusKecap Manis Cap Bango rasanya nendang buat campuran masakan apapun, terutama buat kupat tahu sama semur :D
BalasHapusKegiatannya di sosmed juga seru2 ya? Saya suka tuh ikuti acara online nya :)
Banyak resepnya pula.
Wah kecap kesukaan kami sekeluarga ternyata punya program keren banget untuk para petani. Sinergi yang keren dan menguntungkan untuk.banyak pihak.
BalasHapuswah ternyata Bango punya program kece begini ya. selama ini saya cuma tau Bango fokusnya ke Malika, ternyata ke petani juga :)
BalasHapusKalau begini, kebutuhan konsumen tetap terpenuhi dan petani pun tak lagi disampingkan yah kak. Semangat buat petani-petani Indonesia. Semoga semua petani mendapatkan kesejahteraan ;)
BalasHapusWah, kecap favorit nih. Enggak nyangka di masa pandemi Bango tetap memberikan kontribusi positif pada sekitar, terlebih petani. Kalau tahun-tahun kemarin biasa lihat festival kuliner yang keren dari Bango. Bisa jajan enak di sana.
BalasHapusWaaa kecap kesukaankuu iniiii. Bener dehh tapi belum cobain festival kulinernya. Ah ngiri deh pengen ikut kesana
BalasHapusNgomongin Bango yang kuinget adalah Festival Jajanan Bango hehehe
BalasHapusEh ternyata Bango sekarang kerja sama dengan Tanihub dan Sayurbox. Semoga makin membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. Aamiin
Aku belanja di sayur box, praktis dan mencukupi kebutuhan di rumah. Nah klo kecap Bango emang favorit di rumah. klo ada festival jajan Bango, aku sempetin datang... enak-enak.
BalasHapusMamak selalu pakai Kecap Bango nih kak di rumah. Semakin kece yaah Kecap Bango untuk membantu para petani. Mantap!
BalasHapusProgramnya positif banget nih. Setuju, kita perlu mengangkat produk-produk lokal, caranya ya sering2 konsumsi atau belanja produk petani/UKM di sekitar kita. Semoga program semacam ini bisa ditiru oleh instansi/perusahaan lain
BalasHapusAku selalu pakai kecap bango kak setiap kali masak. enak rasanya dan kental. anak saya bahkan suka pakai kecap buat makan.dicampuri ke nasi gitu dan suka. kalau kecap lain gak suka dia. ini tandanya bango memang the best.
BalasHapusDirumah juga aq pake kecap bango apalagi kalo nyemur daging, gurih ndys
BalasHapusBaca ini jadi kepikiran rakyat Indonesia banyak, semua butuh makan, harusnya bisa dipenuhi dari hasil petani sendiri. Itu pula artinya petani harusnya sejahtera karena banyak yang butuh hasil pangan.
BalasHapusWah keren ya idenya Bango Pangan Lestari. Tapi SayurBox dan TaniHub ini bisa diakses ke seluruh Indonesia atau di kota-kota tertentu saja ya mbak?
BalasHapusSemoga program Kecap Bango ini bisa meningkatkan kesejahteraan para petani. Saya bercita-cita jadi petani tapi buat saat ini belajar berkebun dulu hehe
BalasHapusBango emang kecap pilihan ibuku dari dulu sih. Semoga sumbangsih kita membeli Kecap bango bisa membantu para petani Indonesia ya.
BalasHapusInovasi memang sangat dibutuhkan di era seperti ini, terutama bagi petani yg mungkin sangat terkena dampaknya. Sayurbox dan tanihub ini kayaknya bisa jd win win solution yg bagus, konsumen senang petani pun sejahtera
BalasHapusKecap Bango memberikan solusi yang terbaik ya kak untuk kelestarian pangan. Btw, anak-anak termasuk penggemar kecap bango nih.
BalasHapuskecap bango ini memang top banget di keluarga saya karena kecapnya bagus dan kental apalagi untuk pangan lestari wah keren
BalasHapusBeli produk lokal. Itu selalu yang kutanamkan. Beli di warung2 sayur buah kecil. Atau kalau lg promo cari di Tanihub tuh murah2
BalasHapusBtw kecap kita sama. Bango juga