|
(Obati pikun dalam bulan Alzheimer sedunia. Dokpri)
|
Halo selamat hari Selasa!
Pernah gak sih kalian diumur masih 30-an trus ngerasa lupa naruh kacamata, naruh kunci motor atau mobil atau bahkan lupa tadi mau ngomong apa. Itu semua kayak terakumulasi sepersekian detik.
Kalo pernah, kita samaan nih. Dan auto panik ketika hari Minggu 20 September 2020 lalu aku berkesempatan untuk ikut materi obati pikun dan waspadai pikun bukan pertanda seseorang beranjak lanjut usia.
Soalnya, pernah kan kita dengar beberapa berita bahwa sepsang orang lanjut usia yang masih bugar serta pikirannya itu masih cemerlang, masih bisa mengingat beberapa hal dan tidak mengalami gangguan seperti yang katanya pikun dikarenakan sudah usia lanjut.
Karenanya kita harus waspadai sebagai anak muda, sebagai orang yang tentu miliki keluarga terdekat dan membagikan kepada masyarakat bahwa kita sepakati bersama pikun itu bukan pertanda penuaan atas orang usia lanjut ya, karena ini adanya disfungsional pada fungsi otak seseorang.
Yuk kenal lebih dekat dengan pikun!
Bersama PT. Esai dan Perdosi dan beberapa narasumber yang memberikan edukasi mengenai obati pikun di bulan Alzheimer sedunia jatuh di bulan September ini, membuka mata aku buat memberikan edukasi kepada orang terdekat dan keluarga serta masyarakat yang membaca blog aku untuk ga menyepelekan persoalan "lupa".
Inilah perbedaan lupa dengan pikun guys!
Lupa: Hanya berhubungan dengan daya konsentrasi kita (tidak fokus)
Pikun: Benar-benar ng-blank karena adanya penurunan fungsi kognitif dan berpengaruh pada aktivitas harian
Lupa: Tidak sampai tersesat dan wajar jika lokasi yang ditunjukkan itu masih asing atau baru
Pikun: Tersesat di sekitaran rumah yang sudah menjadi aktivitas sehari-harinya
Lupa: Bertemu dengan orang baru sehingga tidak hapal namanya
Pikun: Pada orang terdekat, misal anak-anaknya atau cucunya bahkan lupa siapa namanya padahal satu rumah
|
(bersama dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS untuk tentang pikun. Dokpri) |
Enak ya kalo lupa sama mantan, uw banget gitu tapi itu juga perlu diwaspadai, berarti ada sebagian dari memori otak kita yang bermasalah. Dan menurut dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS pada kesempatan ini mengatakan bahwa saat ini,
Indonesia akan terus mengalami peningkatan usia lanjut usia, yang apabilan tidak ter-maintenance dari pola hidup yang baik, maka akan menjadi beban sebuah negara, karena mengalami usia tidak produktif dan terkena ancaman Demensia Alzheimer tadi.
Bersamaan dengan meningkatnya angka kemungkinan terjadinya Demensia Alzheimer pada usia lanjut ini membuat diri kita sebagai anak muda yang harus terus memperhatikan asupan gizi, tidak malas beraktivitas fisik dan selalu melakukan aktivitas yang mempertajam fungsi otak.
Pada kesempatan ini juga hadir Dr. dr. Dodik Tugasworo SpS(K) bahwa,
sangat penting kita semarakan bulan Alzheimer ini sehingga stigma masyarakat kepada orang lanjut usia yang mengalami pikun bukanlah sebuah kondisi yang wajar, namun perlu diwaspadai dan menjadi perhatian khusus. Untuk itu PT. Esai Indonesia bersama stakeholder yang berwenang bersama-sama melakukan peluncuran EMS.
EMS sendiri merupakan sebuah aplikasi yang bisa teman-teman download di Playstore (untuk IOS masih akan teru diperbaharui) secara gratis untuk dapat mendeteksi dini gangguan fungsional pada otak atau gejala Demensia Alzheimer ini sehingga bisa dapat rujukan lokasi untuk tindak lanjut.
EMS (E-Memory Screening)
|
(EMS untuk antisipasi Demensia Alzheimer. Doc: Mas Ardan)
|
Kegunaan dari EMS ini memiliki peran besar untuk memberikan edukasi dari suguhan artikel-artikel yang berhubungan dengan syaraf dan penyakit lainnya dan juga sebagai deteksi dini bagi masyarakat.
Selain itu EMS ini memiliki fitur artikel, fitur test screening pikun dan juga fitur direktori. Untuk fitur artikel, mudah dimengerti oleh masyarakat dengan bahasa yang mudah dan juga banyak memberikan beragam tips dan trick dari merawat pasien Orang Dengan Demensia (ODD).
Selain itu untuk fitur test screening pikun ini dapat digunakan dengan mengisi secara jujur dari berbagai macam pertanyaan yang diberikan lalu kita mendapatkan semacam scoring. Jika dibawah angka 2 berarti kita berada pada kondisi normal, namun jika lebih dari 2 maka perlu adanya penindaklanjutan atau rujukan ke direktori yang terkait.
Fitur direktori ini berguna untuk menindaklanjuti keadaan setelah kita mengalami rangkaian test screening pikun itu dengan hasil sedemikian rupa dan mendapatkan informasi call center dari RS yang terdapat dokter yang ada di bidang Demensia Alzheimer.
Tentang gejala pikun
Di awal dr. Rien panggilan akrab dari dr. Sri Budhi Rianawati, Sp.S(K) mengatakan bahwa kita tidak mewajarkan keadaan usia lanjut usia dengan terjadinya pikun itu sendiri.
Kita perlu membedakan bahwa yang sempat aku singgung sebelumnya apakah anak muda bisa terindikasi terkena Alzheimer sejak dini? Dan ini jawabannya adalah pada usia muda jika terindikasi infeksi ini maka dalam dirinya terdapat pencetus penyakit lain seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, Stroke (jantung koroner), Kadar lemak tidak normal, Obesitas, Disfungsi tyroid, Depresi, Kekurangan vitamin B12, Keturunan , Merokok, Kurang olahraga.
|
(Macam-macam demensia pada peringatan Alzheimer sedunia. Dokpri) |
Namun yang usia muda itu mungkin bisa terkena dari demensia, sedangkan demensia itu berbagai macam jenisnya, yang salah satunya itu adalah Demensia Alzheimer dan sedikit sekali prosentasenya mengenai usia muda.
Lalu dr. Rien memberikan informasi jika kita temui hal-hal berikut ini, sudah pastinya untuk diwaspadai sebagai gejala pikun.
- Gangguan daya ingat sering lupa
- Disorientasi bingung tidak tau jalan pulang
- Menarik diri dari lingkungan
- Perubahan perilaku dan kepribadian (misal: pejabat ke kantor pake singlet)
- sulit lakukan pekerjaan sehari-hari (cara mengemudi, atur keuangan keluarga)
- Kesulitan pahami visuospatial (sulit ukur jarak tidak dapat perbedaan warna)
- Sulit fokus
- Gangguan komunikasi kesulitan berbicara
- Salah membuat keputusan
- Menaruh barang tidak pada tempatnya
Kepada Caregivers dan Cara Pencegahan: Obati Pikun
Di masa pandemi ini, yang menjadi kekhawatiran pada diri kita selain agar tidak terinfeksi Covid-19 adalah juga kepada orang tua yang mengalami ODD (Orang Dengan Demensia) atau DA (Demensia Alzheimer) adalah mereka akan merasa tertekan dengan kondisinya yang tidak bisa bebas pergi bersama cargivers keluar rumah.
Terapi yang bagus itu bagi pada DA adalah dengan berjalan-jalan keluar rumah, melihat sekitaran rumah dengan aroma angin yang berhembus dengan tenang. Sedangkan pada masa pandemi ini kita diminta untuk tetap di rumah saja lalu bagaimana dengan para DA dan juga caregivers ini?
|
(kondisi otak manusia ketika normal dan terkena Alzheimer. Dokpri) |
Tentu mereka miliki struggle masing-masing dalam hal ini, bagi para cargivers yang bisa saja terjadi pada anak-anak yang merawat orang tuanya, perlu kasih sayang yang setulus mungkin dan mengerti dengan sangat kondisi mereka ini sedang terkena sebuah disfungsional.
Alzheimer ini tidak bisa disembuhkan secara total, namun dapat kita cegah dengan cara memperbaiki kualitas hidup kita sendiri, mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran secara optimal, mempertajam pikiran kita dengan aktivitas atau permainan otak seperti mengaji, membaca, bermain TTS dan bermain catur.
So, dengan adanya webinar obati pikun di bulan Alzheimer sedunia ini kita bisa mengerti bagaimana menjadi seseorang yang sehat secara akal dan pikirannya dan juga bagaimana merawat para orang-orang terdekat kita atau bahkan kita sendiri yang nantinya menjadi seorang ODD ini. Apakah siap untuk mengawali hari-hari yang tentu akan terasa sangat berbeda ya teman-teman.
Makan makanan bergizi juga bisa mengobati pikun ya mbak
BalasHapusMenarik juga aplikasi EMS ini. kemarin ipar sempet telp tanya2 ttg pikun gitu. mungkin bisa aku share eplikasi ini kali ya untuk cari tahu dulu sebelum ke rs
BalasHapuspernah baca, salah satu cara mencegah pikun adalah menulis menggunakan tangan.
BalasHapusJadi otak dan otot bekerja. terutama motorik halus terstimulasi.
Sementara sekarang ini sepertinya sudah jarang yang menulis tangan karena era digital, mengetik di laptop atau di hp.
Semoga kita terhindar dari penyakit pikun deh ah.
Menua dengan tetap sehat. Aamiiin
Beruntung sekarang ada aplikasi EMS, jadi kita bisa cek seluruh keluarga terutama orangtua kita untuk cek sedini mungkin.
BalasHapusSedih rasanya kalo ada keluarga yang pikun, apalagi kalo pelan pelan nggak lagi ngenali kita :(
Almarhumah nenek suami saya terkena pikun. almarhumah mamah mertua pernah bilang kenapa selalu aktif di usia tua supaya jangan sampai pikun. Ya semoga aja kita semua terhindar dari penyakit ini, ya
BalasHapusDengan aplikasi EMS ini kita bisa mendeteksi diri sendiri ya Mbak .... jadi pengen nyobain.
BalasHapusTerus terang daku juga masuk golongan yg gampang pelupa pake banget :(
BalasHapusTertohok dah, ketika ikutan acara ini.
Bismillah, semogaaaaa daku dan kita semua bisa #ObatiPikun :D
Yuk makan coklat, supaya bisa meningkatkan kinerja fungsi otak. Hihihi. Eh tapi jangan kebablasan yaa. Ntar malah otaknya sehat, trus giginya yang bermasalah. Hahahah.
BalasHapusAktivitas fisik itu penting untuk mencegah penyakit pikun ya, mba. Tidak heran nenekku sekarang usianya 70th tapi ingatannya masih bagus, mungkin karena tiap hari ke sawah.
BalasHapusAplikasi EMS ini bagus deh untuk mendeteksi pikun.
Ternyata kepikunan bisa terjadi pada usia tua maupun muda. Bisa dikendalikan juga ya. Pola makan yang baik, olahraga teratur bisa nih mengatasinya. Mungkin dg kita menulis jg sebaagi salah satu cara yang baik ya 😁😁
BalasHapusPikun ini bukan untuk orang tua saja ternyata ya, masih muda pun bisa pikun. Aku pun baru tau kalau bisa dikendalikan loh, kuncinya tuh emang di pola hidup sehat ya.
BalasHapusWah aplikasinya keren, mau coba ah..
BalasHapusPenasaran aku...
kudu sabaaar buat para caregiver ketika merawat orang pikun, ya seperti ngurus bayi kali yaa.
BalasHapusUdah makan tapi bilangnya belum. Ada juga yang lupa nama keluarganya.
Pokoknya harus produktif supaya ga sampai pikun.
Ternyata masih muda juga bisa mengalami demensia ya, untung sekarang udah ada aplikasi untuk screeningnya...
BalasHapusAku jd inget drakor ttg demensia ini. Mmg gejalanya mirip dg lupa ya tp beda penyebabnya. Apalagi kalo msh muda udah demensia pst ada penyebab yg lain ya. Noted bgt nih tulisannya
BalasHapusAlhamdulillah ya mba bisa ikut acara ini jd banyak pengetahuan soal DA dan semangat buat nerapin gaya hidup sehat
BalasHapusPikun ternyata memang salah satu gejala Alzheimer ya. Dan gejala pikun adalah pelupa. Aduh, aku nih udah mulai sering lupa. Kudu mulai banyak stimulasi deh biar gak makin parah pelupanya. Btw, kepengen tahu, dan kepengen nyobain deh aplikasi ini.
BalasHapuskuylah download this application to prevent our healhty if we need more information about status
BalasHapusternyata otak harus dibiasakan diberi stimulasi supaya ngga pikun ya maaaaak, nanti aku mau infoin aplikasi EMS ini juga ah ke orang-orangtua.. makasi infonya maaaaak
BalasHapusKayaknya aku mau insall aplikasinya deh, pengen tes juga hasilnya gimana.
BalasHapusDan kalo nggak pengen pikun kudu mengatur pola makan dan olah raga, teteeep yaa
Pasti berat yaa...mengurus kedua orangtua yang mengalami ODD.
BalasHapusHarus super sabar dan telaten juga rajin anter terapi.
Wah, langsung down load aplikasi EMS biar lebih aware dengan gejala dan pencegahannya. Setahuku pikun hanya menyerang orang lanjut usia. Ternyata anak muda juga bisa ya...harus berpola hidup sehat nih...
BalasHapusMerawat orang pikun itu harus sabar banget ya. Soalnya kadang udah makan pun lupa dibilang belum makan. Ada saudara yang begitu soalnya pas tua.
BalasHapusEh ternyata ada ciri-ciri gejala awalnya juga ya. Barusan baca..masih aman ternyata. Soalnya si ayah suka lupa naruh kacamata. Ternyata nggak ada gejala pikun dari beberapa ciri diatas. Cuman lupa aja.
Ada aplikasinya ya buat deteksi dini alzheimer... Ternyata memang gak bisa diremehkan gejala seringan apa pun ya.
BalasHapus