Memang ya, ngga tua, muda yang belum "ngeh" bener sama yang namanya informasi hoax, dengan mudahnya akan mudah termakan berita-berita hoax. Apalagi semakin bertambahnya platform informasi dan kemudahan akses pada berita-berita tersebut, makin-makinlah berita hoax itu gampang beredar.
Jujur aja aku paling kesal dan sebal kalau sudah ada berita yang bercirikan click bait, bombastis dan ada beberapa bagian dibuat dengan bold, italic. Itu sangat mencurigakan, apalagi kalai di Whatsapp tampak sudah dibagikan berkali-kali. Jujur, ngga jauh-jauh deh, keluarga terdekat yang sudah sepuh-sepuh ini nih, cepeeeet bener kalau nemu pemberitaan yang kesannya asal share aja. Justru, mulai dari kita, harus bisa cegah hoax sedini mungkin.
Apa saja sih yang harus kita lakukan agar ngga kena berita hoax?
Ada yang ngalamin hal yang sama kayak aku gini ngga manteman? Kalau sama, hayuk kita rapatkan barisan dan simak sama-sama agar kedepannya diri kita terlebih dahulu, lalu dengan perlahan memberikan edukasi dengan cara kita masing-masing kepada orang terdekat dan syukur-syukur bisa sampai kepada masyarakat.
Yang paling mudah untuk diajak diskusi soal hoax ini sebenarnya ayahku, justru ia suka marah-marah kalau ibuku ketahuan suka share-share informasi dari sebuah Whatssapp group, entah group SD, SMP, SMA dan kuliahnya yang membuat papahku berkali-kali harus menegurnya untuk cek berita tersebut benar atau tidak.
Berita hoax atau informasi hoax ini adalah sebuah informasi yang tidak benar namun disetting agar berita tersebut tampak seperti informasi yang benar. Gampangnya, kalau masih sering "terlanjur" percaya terhadap sebuah berita informasi yang hanya dibaca dari judulnya yang begitu mengundang kita untuk langsung percaya, itu lah salah satu yang harus kita cek berita tersebut apakah benar dan sudah tervalidasi.
Dengan rendahnya minat baca orang Indonesia, sudah terprediksi bahwa rata-rata masyarakat akan mudah terprovokasi oleh sebaran arus informasi yang belum tentu tervalidasi kebenarannya. Sehingga hal kecil saja, contoh yang paling dekat adalah saat perbedaan pendapat menjadi salah satu trigger bahwa pendapat itulah yang paling benar.
Bekali dirimu dengan ilmu
Beruntungnya aku berkesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan belajar bersama ISB dan Tempo Institute yang mengawal sama-sama penyebaran arus informasi yang hoax ini agar tidak bertambah semakin parah dan jangan sampai, perpecahan bangsa dan negara dimulai dari informasi atau berita hoax ini.
Dari yang aku dapatkan dari Tempo Institute ini ada beberapa hal, terutama jenis-jenis berita hoax yang wajib kita ketahui jenisnya,
- Clickbait, sebuah strategy yang apabila diletakkan untuk menjadi arus penyebaran berita hoax ini karena kata dan rangkaian kalimatnya mengundang pembaca untuk mengikuti tahapan seolah-olah terhipnotis dengan berita yang belum diketahui kebenarannya. Sehingga dari hanya klik, lalu dibaca dan tidak dicek terlebih dahulu dan begitu saja dipercaya. Jika beritanya memang benar, ya maka tidak masalah, namun apa yang terjadi jika beritanya menyimpang.
- Missinformation sebuah kesalahan informasi yang dibuat dengan tujuan untuk melakukan penipuan, sehingga membuat seseorang mendapatkan pemberitaan yang tidak pada keadaan yang sebenarnya.
- Propaganda yang merupakan penyebaran berita secara aktif dan dilakukan secara terus-menerus yang bertujuan untuk mempengaruhi opini sebuah publik
- Post Truth, dimana saat kejadian berlangsung yang dikedepankan adalah opini saat itu juga, mengedepankan sisi emosional sehingga dapat mempengaruhi pemberitaan yang sampai kepada publik
- Satire, mungkin anak-anak millenial sangat familiar dengan satire ini yang erat kaitannya berupa sindiran, dan dibentuk dalam sebuah lelucon, humor ataupun ironi dalam memberikan pendapat pada sebuah kasus yang saat itu sedang terjadi.
- Fake News merupakan pemberitaan yang sengaja dibelokkan dari pemberitaan yang sebenarnya untuk sebuah kepentingan tertentu dan beritanya sangat jauh dari kebenaran.
- Confirmation bias yang merupakan sebuah bentuk konfirmasi atas kejadian yang baru saja terjadi dan dikaitkan dengan hal-hal yang membuat kita pada akhirnya harus mempercayai hal tersebut.
- Sering temukan situs pemberitaan yang mengandalkan website gratisan? Salah satu yang perlu kita waspadai ya
- Baiknya cek data perusahaan media tersebut di Dewan Pers agar mengetahui apakah sumber medianya valid atau tidak
- Iklan yang bertebaran pada situs tersebut aneh dan cenderung spamming
- Selalu membuat standar pada diri sendiri dengan ciri-ciri pemberitaan yang valid dari media informasi yang sudah kita percaya kebenarannya
- Cek detail informasi media pemberitaan tersebut
- Cek Google Reverse Image Search pada foto utama yang dipakai. Dengan mencuri gambar, sudah dipastikan media tersebut abal-abal dalam menyajikan pemberitaan atau informasi.
Hoax dengan Fakta Kesehatan Masa Kini
Rasanya kedua hal yang berbeda ini, kini telah menjadi ironi karena hoax tumbuh subur bersamaan dengan riuhnya pemberitaan mengenai perihal berita-berita kesehatan yang sudah tervalidasi. Sungguh, masyarakat pun ingin mendapatkan informasi yang benar dan valid. Mereka juga tidak ingin menjadi korban dari media atau pemberitaan yang hanya menawarkan judul yang bombastis namun intisari beritanya tidak dimuat dan bahkan beberapa informasinya menjadi missleading.
Untuk itu, Tempo Institute ini juga sudah memberikan cara-cara agar kita menjadi netizen yang cerdas dan bijak dengan tidak terpapar informasi-informasi hoax ini.
- Selalu cek informasi yang beredar dengan sumber pemberitaan aslinya. Mulai dari yang membagikannya hingga mendapatkan pemberitaan tersebut berakar dimana.
- Hindari membaca karena beritanya clickbait. Rugi besar jika menginginkan sebuah informasi namun informasi yang didapatkan hanya judulnya saja yang "gagah" namun isinya kosong.
- Penulis sebuah berita juga menjadi bahan cek dan ricek sumber informasi sebuah berita
- Cek organisasi pemeriksa fakta. Dengan berita yang didapatkan dan terverifikasi oleh organisasi pemeriksa fakta seperti Cek Fakta Tempo, berarti kita sudah selangkah menjadi netizen yang cerdas dan bebas dari hoax.
masyarakat Indonesia masih kurang dalam minat baca tapi kalo share nomor satu :D
BalasHapustemen saya ada begitu suka banget share info tapi kalo ditanya isinya apaan jawabnya selalu belom baca -_-
penting banget sekarang kalau baca berita kudu dipahami, disaring juga
BalasHapuskadang judul aja bisa nipu dan bikin semua orang mengikuti berita ga bener itu