Rindu bisa berkegiatan sebelum pandemi Covid-19 ini ada, kini kita harus hidup berdampingan. In frame: Buncha, Mak Neng Tanti |
Aku sadar banget sejak pandemi ini menerpa bumi, rasanya segala gerak dan aktivitas mau ngga mau berubah drastis. Dimulai dengan beragam adaptasi dan aku yang sering melakukan perjalanan, kini harus merelakan dua tahun ini untuk menjaga mobilitas dan lebih baik untuk berdiam diri di rumah.
Yang membuat sedih adalah, aku jadi terbatas juga bertemu dengan keluarga di Karawang. Semuanya harus dilakukan dengan video call dan secara daring. Mau tidak mau aktivitas juga banyak yang berubah, aku merasa jadi lebih gampang terasa lelah. Kayak habis keluar sebentar aja untuk sekadar menghirup udara dan tetap bermasker, sampai di rumah tuh rasanya udah capek banget.
Bukan apa-apa, capeknya itu adalah dengan rasa was-was, khawatir dan juga takut akan penyebaran virus sampai juga di tubuh. Sejujurnya, pengalaman aku terhadap infeksi virus Covid-19 ini sudah aku lewati bersama suami juga. Maybe, in the next posting akan aku share (belum sempat share juga soalnya haha).
Hal-hal yang menyebabkan penularan Virus
Setiap keluar rumah untuk urusan kerjaan karena beberapa kali harus WFO dan bertemu dengan orang-orang yang "who cares?" soal pemakaian masker dan prokes, rasanya gemas banget ya. Padahal, kalau kita tahu, penyebaran penularan virus Covid-19 ini begitu mudah, dengan adanya droplet (air liur) yang bisa bertransmisi ke dalam tubuh kita saat orang tersebut berbicara, bersin, batuk tanpa memperdulikan harus menutup dengan tangan.
Dengan penularan droplets ini dapat mengudara hingga 9 meter jaraknya, lho. kebayang banget ngga sih kalau ternyata orang yang disebelah kita tanpa ada jarak dan pemakaian masker, bisa menularkan dengan cepat beragam virus, terlebih Covid-19.
Selain droplets sebagai media penyebaran virus, yang harus kita waspadai adalah penularan melalui Aerosol yang merupakan partikel halus yang beredar di udara (melayang-layang) dalam waktu yang cukup lama dan tinggi risikonya bagi seseorang untuk terhirup dan menginfeksi.
Aku sadar banget, saat mulai beberapa kali WFO (sebelum PPKM ini) yang mana kondisi kantor tetap menerapkan prokes dengan membatasi jumlah orang dalam satu ruangan, namun jika ruangan kantor tidak higienis, tertutup da ber-AC sehingga udara akan berputar-putar hanya dengan satu sirkulasi. Tetap berdoa dan berharap jika pandemi ini benar-benar tuntas dan selesai, namun kita harus tetap mempersiapkan diri untuk bisa hidup berdampingan dengan virus tersebut.
Bagaimana meminimalisir risiko penularan virus?
Aku tahu persis rasanya terkena serangan virus Covid-19 ini, bahkan proses recovery nya untuk tubuhku sendiri hingga 2-3 bulan sampai badan ini terasa benar-benar fit. Semua anggota tubuh rasanya seperti di reset ulang gitu. Aku juga ngga bisa menyalahkan dapat dari mana ini atau terinfeksi dari mana, makin pusing dan stress aja sih kalau kondisi terburuk kita terkena virus Covid-19 dan mencoba menganalisa sendiri. Sebaiknya, teman-teman memikirkan sesuatu yang membuat happy dan menjaga asupan makanan.
Terapkan pola hidup bersih dan sehat
Bukan hal yang baru lagi untuk hidup bersih dan sehat. Namun, bisa dibilang, kita semakin lebih aware dan teliti terhadap barang, pakaian dan tubuh kita setelah melakukan beragam aktivitas. Jadi lebih rajin mandi, bahkan penggunaan handsanitizer dan sabun cuci tangan yang aman dan ngga membuat kulit menjadi kering bahkan pecah-pecah menjadi pilihan. Sudah bukan rahasia umum lagi, saat handsanitizer kini menjadi starter kit untuk dibawa kemana-mana.
Ikuti semua protokol kesehatan dari pemerintah
Kadang suka bingung sama yang masih menganggap enteng atau tidak mengindahkan anjuran pemerintah untuk menjaga 3M-5M ini. Karena dengan patuh akan protokol tersebut, selain kita menjaga diri kita dari paparan virus, tetapi juga menjaga kesehatan orang lain.
Vaksin!
Anjuran untuk bervaksin sudah mulai gencar dan program ini harus sukses. Bisa aku katakan, guys kalian yang bisa vaksin itu sangatlah beruntung. Karena beberapa dari kondisi seseorang yang mengharuskan dirinya belum bisa dapatkan vaksin. So, jangan sia-siakan kesempatan untuk bisa melindungi diri kita dengan proteksi berupa vaksin yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Pemanfaatan teknologi UV-C dari Signify
Untuk membunuh virus hingga sampai pada DNA virus, memang dibutuhkan teknologi yang dinamakan UV-C. Efektifitas sinar UV-C ini terbukti dalam beberapa penelitan yang mampu membunuh virus hingga lapisan DNA nya yang mana virus ini tersebar juga di udara. Dalam Laboratorium Referensi Keselamatan Bersertifikat CAP, SLIA, AABB di Costa Mesa (California) yang secara khusus memvalidasi luminer sinar UV-C desinfektan upper air dalam membunuh virus Covid-19.
Beruntung banget aku bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti webinar yang diselenggarakan oleh Signify tentang pemanfaatan teknologi berupa UV-C untuk mendisinfeksi udara dalam ruangan, sehingga dapat mengurangi resiko transmisi virus dan bakteri lewat udara. Dalam webinar ini, penuh dengan ilmu pengetahuan tentang teknologi terbarukan ini bersama Dr. Dicky Budiman, Md, M.Sc.PH (Center of Environmental and Population Health Grififth University Australia), Wibawa Jari Kusuma (Comercial Operations Leade Signify Indonesia) dan Deddy El Rashid (Praktisi Pengelolaan Bangunan Sekjen BOMA dan BOG ASHRAE Indonesia).
Dengan adanya teknologi UV-C pada area upper air benar-benar bisa menghilangkan bakteri, kuman dan virus secara efektif dan sekaligus menjaga kualitas udara di dalam ruangan tersebut. Aku setuju banget untuk Desinfeksi menggunakan UV-C Upper Air ini benar-benar bisa dimanfaatkan pada area perkantoran, gedung-gedung, Rumah Sakit, Supermarket dan juga sekolah. Dan ini benar-benar jadi salah satu cara bagi kita mendapatkan solusi untuk bisa hidup berdampingan dengan Covid-19.
Nah, buat yang ingin tahu soal gimana sih cara instalasi luminer UV-C Philips ini adalah terfokus kepada bagaimana ruangan tersebut memiliki ventilasi baik secara mekanis saat proses sirkulasi udara tersebut berjalan. Dan yang perlu amat diperhatikan adalah adanya pelindung dan optik untuk mencegah adanya paparan sinar UV-C secara langsung pada orang-orang yang sedang beraktivitas dalam ruangan tersebut.
- Perlengkapan UV-C harus dipasang dengan ruangan yang memiliki tinggi 2,3 ke atas dan tidak memiliki tempat berkumpul dan area yang beresiko tinggi
- Butuh reflektivitas UV yang rendah pada langit-langit dan area dinding.
- Ventilasi disini benar-benar harus maksimal dalam pelarutan udara
Tidak ada komentar
Posting Komentar