Ini yang aku sebut sudur favorit untuk sementara waktu |
"Yang, aku kalau habis kerja di sini beberapa kerjaan aku jadi beres. Mungkin karena fokus dan ngga nyaman aja dari gimana duduknya sampai posisi kita menghadap ke laptop."
Aku cerita begitu ke suamiku, karena sejak WFH kamar bagian depan yang pada awalnya adalah kamar tamu dan ada kasur lipat ini sudah beralih fungsi menjadi kantornya suami. Aku juga sebenarnya pengen ada work space kayak dia cuma belum nemu yang pas dan cocok aja dan yaaaa, karena saat ini masih tinggal di rumah mertua yang kadang aku masih belum bisa engange dngan full di sini.
Jadi apa-apa itu kayak aku masih merasa "numpang" so far, di tempat kerja suami, fokus aku jelas dan kadang aku suka curi start duluan untuk bisa "nongkrong" disitu sampai pukul 7 pagi. Karena kalau sama-sama WFH gitu, otoritas ruangan kantor itu sudah miliki suami dan semua peralatannya juga punya suami.
Kadang, pas WFH dan aku lagi butuh fokus seperti meeting dari pagi sampai sore, suami memang meminta aku untuk pakai saja ruangannya dan dia mengalah untuk meeting di kamar saja. Oleh karena itu aku menulis judul di sini adalah sudut favorit sementara waktu.
Hakikat sudut favorit
Kalau menurutku sudut favorit yang selama ini aku rasakan sih ada beberapa kondisi. Dan tak jarang aku malah sedikit berkonsentrasi saat sedang di dalam toilet (you know what i mean haha). Sebenarnya agak egois juga sih kalau aku terlalu ingin bahwa tempat yang aku tinggali saat ini tidak sepenuhnya aku ada di dalam sana.
Aku juga sedang berusaha sih untuk bisa nyaman dengan kondisi sementara ini dan sambil trus berusaha hingga benar-benar punya rumah sendiri nanti bersama suami dan anak-anak. Namun kondisi yang saat ini aku merasa sangat bersyukur bisa duduk dengan nyaman, inget banget waktu sama-sama ngumpulin dana bisa beli kursi nyaman itu buat kerja.
Sepengaruh itu kursi kerja sih menurut aku. Penerangan yang pas dan juga efektivitas posisi dari meja kerja itu sendiri. Walaupun belum lengkap yang gimana-gimana, kayak kalau lagi mau live harus colok sana-sini belum pararel terpasang dengan kondisional, tapi aku sangat mensyukuri sudut yang ada ini.
Bentuknya memang sudut ya, karena kiri dan kanan bisa aku pakai untuk menggelar aneka pekerjaan ini yang sekarang ini sih masih proses freelance dan jujur aku ngga tahu ke depannya apakah aku akan full time atau di freelance ini.
Aku tetap berusaha semaksimal yang aku bisa dan terus mengupayakan upgrade perkembangan diri. Aku pernah sih cerita ke suami kalau butuh banget ruangan kerja tersendiri yang tidak tercampur dengan apapun. Sehingga pekerjaan kita jadi cepat terselesaikan dan tidak terganggu dengan hal-hal lain.
Dari sudut favorit ini aku jadi belajar, bagaimana tata ruang bisa mempengaruhi efektivitas kinerja seseorang. Dan aku juga ngga lupa menaruh secangkir bubuk kopi di ruang kerja suamiku tepat di atas meja. Hal ini selain karena aku ngga bisa minum kopi karena memiliki asam lambung, aku masih bisa merasakan aroma kopi bantu booster setiap kegiatanku di meja kerja ini.
Sudut favorit juga menjadikan aku blajar bahwa segala sesuatu tetap saja butuh effort dan perjuangan. Tampaknya hanya sebatas meja kerja dan ruang kerja, padahal ada banyak inspirasi dan rentetan pekerjaan yang bisa terselesaikan di sini. Mengumpulkan budget untuk bisa merombak kondisi ruang kerja yang nyaman. Dan tentunya aku masih ada impian untuk bisa punya ruang kerja sendiri, yang isinya adalah barang-barang kebutuhan untuk aku kerja. Jadi ngga perlu lagi aku boyong sana-sini kayak saat ini.
Tapi aku cukup sangat-sangat bersyukur sih, kalau pas suamiku WFO aku bisa pakai ruang kerja itu sampai sore karena kadang di malam hari suami masih ada meeting dan pakai ruangan tersebut. Aku juga belajar untuk bisa menghargai proses yang ngga selamanya kita ingin A lalu bisa langsung segera ada dan dikabulkan.
Intinya sih, betapa penting sudut inspirasi ini dalam setiap tempat yang kita tinggali. Dan menurutku, sudut favorit ini bisa saja berubah dari waktu ke waktu mengikuti dinamika dan perkembangan hidup kita. Seperti misalnya kita berpindah rumah atau pindah domisili, berubah status misalnya aku yang nanti jadi seorang ibu dan tiba-tiba sudut favoritku berubah jadi di pojokan bawah tangga (misalnya ini mah). Kalian ada cerita menarik seputar sudut favorit yang bisa mengantarkan imajinasi dan juga pemikiran pada sebuah karya? Boleh yuk share di kolom komentar.
Sudut favorit ini sebenarnya bisa jadi sentimentil banget sih menurutku. Kadang ada orang yang ga bisa kerja saat di keramaian kayak kafe malah seneng mojok di ujung kamar misalnya hahaha
BalasHapus