(Makki Ungu dalam soft launching Jelajah Makki Ungu Net TV. Dokpri) |
Jelajah Makki Ungu NET TV - “Yang plissss kita coba naik gunung lagi yuukkk. Yah, yah yahhhh”
Rengek aku setelah habis datengin launching dokumenter perdana dalam Jelajah Makki Ungu ke suami.
Tebak jawaban dia apa,
“Kamu kalo mau ke gunung dan buka tenda di sana, mending ikutan komunitas mapala lagi ya, tapi aku masih belum bisa ikutan naik”
Sedih banget dengernya, padahal aku pas habis nikah sama dia ada keinginan buat bisa naik gunung bareng, trus nanti pas punya anak, bisa sama-sama ngenalin anak langsung sama lingkungan dan juga gunung. Pupus sudah…
Hal ini terjadi karena suamiku punya pengalaman yang cukup tragis sih saat naik gunung Semeru. Satu temannya dalam perjalanan, pulang dengan nama, sehingga sampai sekarang trauma untuknya masih berbekas dan udah cukup naik gunungnya kemarin, untuk kali terakhir.
Aku baru tau banget kalau bassis band Ungu, Makki Parikesit ini memiliki ketertarikan luar biasa dalam hal pecinta alam seperti hiking dan juga riding. Aku langsung excited banget saat Makki Parikesit ini mengadakan launching film dokumenter berjudul Jelajah Makki Ungu yang sudah tayang di NET TV tanggal 23 April pukul 23.00 WIB.
Rasa penasaran terjawab saat soft launch dokumenter Ekspedisi Parikesit 7 Saga yang diadakan di Vadeva Cafe. Semua talent berkumpul semua bersama mas Makki Ungu untuk membagikan perjalanan hingga terbit karya dokumenter Jelajah Makki Ungu produksi tim Belantara Studio.
Perpaduan Hiking, Riding dan Kegiatan Sosial
Saat mendengar penjelasan dari mas Makki langsung, bahwa ekspedisi ini ngga hanya soal perjalanan naik gunung, menikmati keindahan alam semata, namun benar-benar membawa kebermanfaatan yang bisa dirasakan oleh warga sekitar.
Ya sejauh ini, kalau soal naik gunung, pasti fokus pada perjalanan dan bagaimana proses kita mencapai puncak. Namun terkadang terlewat, bahwa warga sekitar gunung tersebut atau masyarakat pedesaan yang membutuhkan bantuan dari para pendaki-pendaki ini.
Dalam hal ini Makki Ungu melakukan tidak hanya soal perjalanan, tapi bagaimana perjalanan itu membawa value. Membuat warga juga merasakan adanya kesempatan berkembang. Seperti didirikannya perpusatakaan desa, lalu ada kelas fotografi juga bagi anak-anak muda di desa tersebut.
Dalam Ekspedisi Parikesit 7 Saga, Makki Ungu melakukannya dengan riding lalu dilanjut dengan hiking. Dan ini bukan hal yang mudah dilakukan orang-orang seusia Makki Ungu, berada pada usia 50 tahun bagi Makki Ungu hanyalah angka saja, namun semangat menjelajah bumi pertiwi dan memberikan manfaat begitu membara di hati Makki.
Melatih fisik bagi Makki Ungu tentu menjadi sebuah perjalanan juga, karena naik gunung dalam Ekspedisi Parikesti 7 Saga ini dimulai dari Gunung Ciremai (Jabar), Gunung Sindoro & Sumbing (Jateng), Gunung Lawu (Batas Jateng dan Jatim), Gunung Arjuno dan Gunung Welirang (Jatim), dan terakhir di Gunung Rinjani (NTB).
Kesan para talent yang bersama-sama dalam Ekspedisi Parikesit 7 Saga
Talent Makki Parikesit 7 Saga dalam Jelajah Makki Ungu NET TV. Dokpri |
Dalam menjelajah 7 gunung yang ada di Indonesia ini, Makki bersama-sama dengan para talent dan juga Belantara Studio. Aku senang sekali saat mendengar satu persatu dari para talent ini di sesi tanya jawab.
Soyan Arief Fesa yang merupakan coach bagi Makki Ungu ini merupakan 7 summiter yang berasal dari Indonesia, menjelaskan bahwa penjelajahan ini membutuhkan daya tahan tubuh dan juga latihan yang baik. Selain itu kemampuanya dalam bidang teknis outdoor seperti menggunakan drone dan juga GPS sangat membuat Makki Ungu kagum dan bangga.
Didi Fauzie yang sudah kenal lama dengan Makki Ungu, mengatakan bahwa Makki Ungu ini salah satu orang yang benar-benar mengubah omongan dan membuatnya menjadi nyata. Sudah memiliki mental yang kuat, karena naik gunung ini tentang tempaan mental dan juga fisik. Kalau fisik bisa ditempa dengan latihan-latihan, tapi kalau mental, ya latihannya berupa tempaan tahunan.
Fahmi Pahlevi yang merupakan tteman SMA dari Makki Ungu ini mengatakan bahwa Makki adalah jenis teman yg ayoan untuk diajak hiking. Dan punya interest yang sama, yaitu dalam hal lingkungan seperti masalah sampah, efek rumah kaca dan memanfaatkan teknologi.
Dan yang paling membuat aku semakin terpukau adalah kehadiran dari Khansa, seroang anak gadis berusia 16 tahun yang merupakan summiter juga. Dalam usia 16 tahun ini, Khansa sudah mendaki 70 gunung, salah satunya adalah Gunung Kilimanjaro. Waw, kece abis ngga sih haha. Khansa bersama ayahnya, dan ternyata naik gunung ini sudah dilakukan sejak usia 5 tahun, lho. Berarti dalam satu bulan selalu ada agenda untuk naik gunung, ngga kebayang betapa tangguh dan kerennya Khansa ini, lho.
Suksesnya Jelajah Makki Ungu
Dibalik dokumenter Jelajah Makki Ungu ini, ada Belantara Studio yang sudah memiliki tujuan dan interest pada kelestarian alam dan bersama-sama dengan Makki Ungu dalam merayakan usia ke 50 tahun untuk mewujudkan karya yang luar biasa keren ini.
(Blogger on Jelajah Makki Ungu. Doc: kak Hanum) |
Belantara Studio ini sudah memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di creative industry, baik dalam design grafis dan juga animation production. Bersama mas Oktodia Mardoko (CEO, Belantara Studio, IP Co-Owner MPA) dan juga Ibu Setia Sari B (Managing Director, Belantara Studio, IP Co-Owner MPA) mengharapkan dengan hadirnya dokumenter Jelajah Makki Ungu yang akan kita saksikan bersama-sama mulai tanggal 23 Apri 2022 ini akan memberikan pengalaman dan wawasan luar biasa bagi anak-anak muda untuk keluar dan melihat indahnya alam Indonesia disertai kegiatan CSR untuk memberikan manfaat bagi daerah yang didatangi.
Kemarin malam aku secara perdana udah stand by di depan Televisi untuk menyaksikan Jelajah Makki Ungu “Ekspedisi Parikesit 7 Saga” dan terpukau banget dengan storyline dan juga pengambilan gambar yang luar biasa indah bikin aku ngga sabar mau jalan-jalan buat lihat indahnya alam Indonesia. Tayangan selama 30 menit ini membuat aku sangat puas dan menikmati hingga akhir. Pokoknya kalian jangan sampai terlewat untuk nonton Jelajah Makki Ungu di NET TV, ya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar