Ini Ceritaku Soal Kebiasaan Journaling. Dokpri |
Hai bestieee, apa kabar kondisi kalian? Semoga dalam keadaan sehat dan selalu dan keadaan mental yang baik-baik saja. Postingan blog kali ini aku mau sharing-sharing soal kegiatan journaling yang beberapa waktu sudah aku rutinkan.
Kalau kalian punya pengalaman journaling yang mau dibagikan, boleh banget langsung share di kolom komentar. Awalnya aku mengetahui soal journaling ini dari beberapa interaksi teman di sosial media yang membagikan kegiatan bujo (buku journal) dengan buku scrap book seperti buku khusus gitu, lalu beberapa macam sticker dan penghias dari buku itu sendiri, pokoknya banyak macamnya. Lalu pinset untuk pencapit tempelan tersebut.
Baca Juga: Review Buku Jurnal yang Aku Pakai Journaling
Rasanya wow banget ya mau journaling harus prepare A-Z, kalau aku pribadi sih ngga yang gimana-gimana untuk orang yang hobby dengan bujo tersebut, tapi kalau hal tersebut aku coba lakukan sebagai kegiatan journaling aku, rasanya hmmmm kayak butuh effort banyak sih.
Tapi jujur rasanya juga mau coba bikin bujo ini, apalagi banyak sticker dan tempelan lucu-lucu yang jadi stress release tersendiri buat yang bebikinan bujo. Ada rasa kegembiraan yang tidak bisa dijelaskan ketika berhasil membuat bujo ya sepertinya.
Baca Juga: 5 Keterampilan yang Bisa Kamu Coba, Lho!
Kalau journaling yang aku lakukan saat ini sih lebih ke mencatat perasaan selama satu hari dalam sebuah buku notes biasa dan polos tanpa ada sticker apa-apa. Karena journal yang aku lakukan ini adalah lebih kepada buku diary ya, seringkali tidak dilakukan. Alasannya mulai dari terhambatnya dengan waktu menuliskannya. Ambil di waktu malam hari saat setelah menjalani aktivitas seharian, seringnya malah ketiduran dan ngga sempat buat menuliskannya.
Atau ambil di pagi hari, sudah dimulai sama tumpukan pekerjaan apalagi kalau ada deadline yang benar-benar urgent haha. Dan berujung ngga terekam apa yang terjadi di hari tersebut, padahal jika kita bisa rutin menuliskan buku diary yang saat ini dikenal dengan journal, akan banyak manfaat yang kita dapat.
Menulis Journal Untuk Terapi Mental
Waktu ikutan workshop dan launching book Empowered Med sama kak Puty Puar soal kegiatan journaling yang memberikan banyak manfaat untuk kesehatan mental. Yang aku ambil point pentingnya adalah kegiatan journaling ini memberikan data-data dalam hidup kita, sekaligus bisa mengevaluasi perjalanan hidup kita.
Sama halnya dengan sebuah data, akan ada pembacaan data dan kita bisa memberikan kesimpulan akan suatu kejadian atau masalah dengan rajin journaling ini. Karena journaling dilakukan setiap hari, akan ada data yang terkumpul, tentang wish list kita untuk bisa turun berat badan selama 3 bulan dan tentu ada kegiatan wajib yang harus kita lakukan untuk mencapainya.
Jika tidak ada pencatatan dalam bentuk journaling, mungkin akan lebih sulit, dan aku masih mengambil kebiasaan konvensional untuk menulis di buku secara langsung. Artinya pena dengan kertas saling bertemu dan menggoreskan kisa-kisah yang dirasakan oleh hati dan yang terlintas dalam benak pikiran kita.
Aku team journaling yang ngga diambil repot sih, intinya harus ada tulisan tentang kejadian menyenangkan apalagi kegiatan menyebalkan di hari itu. Kendalanya hanya pada seringnya ketiduran, ngga set waktu 10-15 menit untuk ngejournal. Habis nulis di sini langsung pasanga alarm biar semangat ngjournal dan yang pasti bisa konsisten. Dan yang paling kerasa sih, kalau lagi pergi ke luar kota, kayak berkunjung ke rumah orang tua, atau lagi liburan, kadang seperti ngga sempat nulis.
Baca Juga: Ini Caraku Membalas Kebaikan Orang Lain
Tipe aku nulis journal tuh ya ditulis aja apa yang aku rasa. Dan aku buka-bukaan ya di journal aku sendiri, ngga boleh ada yang tau aku punya journal itu kecuali aku dan Allah haha. Soalnya semua subjek manusia aku sebutin nama-namanya, misal lagi kesal dan lagi marah sama si A karena hal A B C D. Dan aku bisa menemukan solusi-solusi dari journal aku ketika amarah sudah meredam, nulis di buku itu sebagai penyaluran amarah aku aja. Kadang kertasnya sampai tembus karena aku nulisnya dengan marah, kadang basah oleh air mata yang berurai haha, pokoknya semua rasa ada di buku itu.
Ngga lama dari ini, selain aku nulis keseharian atau lagi bete sama orang, aku juga rutin nulis mimpi-mimpi yang aku dapetin ketika tidur di malam atau siang hari. Rutin nulis mimpi yang random kayak gitu, aku jadi pengen tau connecting the dots aja. Gitu aja sih pengalaman journaling aku hehe, intinya aku lakuin journaling dengan suka-suka dan pengen juga step up untuk bisa punya buku BUJO dan ada sticker-sticker yang menggemaskan itu. Share yuk pengalaman journaling kalian di kolom komentar.
Dulu sih aku masih sering ngelakuin jurnaling gini mba kalo sekarang sejak bisa digital, semuanya lebih suka aku tulis di diary online yg aku setting private. Ga mau campur Ama blog yg buat publik.
BalasHapusSebenernya seru sih nulis apa yg dirasain setiap hari di buku jurnal. Rasanya plong, uneg2 lepas. Aku tipe yg ga suka curhat ke orang lain soalnya. Kayak takut ngerepotin atau takut diumbar kemana2 Ama si teman 😅. Makanya LBH enak di buku . Tapi dulu cuma sekedar nulis, ga peduli cakar ayam, dan ga pake stiker2 lucu. Kalo skr mah aku liat banyak yg kreatif yaaa, pake gambar, hiasan, stiker dll. Sukaaa banget liatnya 👍
aku juga cobain untuk journaling di notes mbak, bertahan beberapa bulan aja, sekarang malah bingung mau nulis apaan
BalasHapusapalagi aku suka beli printilan buat bujo gitu, lucuk lucuk, kayaknya perlu bikin yang beda biar ga males ini