Jujur jadi petani itu ngga mudah dan ternyata dampak perekonomiannya luar biasa. |
Kalo ngomogin soal bercocok tanam, aku pengen ngajak papahku buat join dan sharing deh. Karena jujur, beliau selain sarjana kehutanan dan kecintaan terhadap tanaman, membuatnya jadi sangat terampil untuk menanam tumbuhan di rumah.
Di rumah mamahku yang di Karawang itu, rumah kami alhamdulillah tampak segar, hijau karena di bagian depan rumah full dengan tanaman. Nah, sayangnya papah mamahku belum tergerak untuk membuat hidroponik pangan seperti pakcoy, kale, sawi atau seledri.
Hingga akhirnya aku ikutin acara yang super seru banget bersama Dermafarm.id di Instagram Live bersama Angga Diandry yang memiliki usaha atau bisnis di Instagram nya ibukita.kebun
Bersama Angga, aku rasanya flash back banget waktu awal-awal pandemi berusaha untuk coba menanam tanaman hidroponik mulai dari bibit nya hingga dipindah ke media lalu pada akhirnya pakcoy aku hanya bertahan dengan ukuran yang medium.
Baca Juga: Dulu Pernah Coba Tanam Hidrponik, Ini Ceritanya!
Aku terkesima banget dengan tanaman hasil mas Angga yang sampai berkilo-kilo untuk dijual kepada konsumen. Itu pakcoy dan kale bisa sesegar itu dan benar-benar hijau mewarnai rooftop nya. Ah seru banget!
Sempat aku percaya bahwa tangan dingin itu nyatanya ada, lho. Tapi menurut mas Angga, hal itu mitos, karena semuanya tetap bisa kok kalau mau mencoba dan memulai untuk bercocok tanam seperti ini dan tidak mudah menyerah ketika di awal mash belum berhasil. Kalau aku sih tipikal yang gampang banget nyerah dan berhenti aja kalau yang kemarin gagal, hehe.
Tentang Urban Farming & Dermafarm
Metode yang dilakukan oleh mas Angga ini adalah urban farming, di mana kegiatan bercocok tanam ini oleh para masyarakat perkotaan dengan lahan yang tentu saja terbatas karena sudah dipenuhi oleh rumah atau gedung-gedung tinggi. Sehingga pemanfaatan lahan di atas bangunan untuk dijadikan "ladang" seperti yang mas Angga lakukan ini good decision banget, malah sekarang bisa jadi cuan ya.
Tentu saja, sudah harus banyak melakukan pergerakan penghijauan seperti ini, dengan rajin makan sayur dan apalagi tanam sendiri di rumah. Dan bertepatan pada tanggal 28 November 2022 diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia, bisa menjadi titik di mana kita sama-sama belajar dan mau bergerak untuk mencoba bercocok tanam dengan urban farming ini.
Selain lingkungan menjadi asri, peningkatan perekonomian juga bisa meningkat, lho. Di rumah aja udah bisa panen sendiri pakcoy untuk kebutuhan makan di rumah tanpa membeli di luar, kalau syukur-syukur panen terus dan berkembang besar, bisa menjadi ladang bisnis yang menjanjikan, seperti yang mas Angga lakukan sekarang ini dan beliau dikenal juga sebagai raja pakcoy karena konten sosmed nya sering bersama si hijau-hijau.
Kata mas Angga, bisnis sayuran hidroponik ini challenging dan tetap aja ada hamanya di bagian daun pakcoy dan aku melihatnya dengan jelas, muncul bintik-bintik hitam dan penuh di seluruh dedaunannya. Waktu dulu, mas Angga bisa menghasilkan 80kg pakcoy dalam satu minggu, keren ya. Kalau sekarang, fokusnya menjadi pada kale dan ini juga menjanjikan banget.
Jaman sekarang, sadar atau tidak sadar, banyak anak-anak muda merasa gengsi dengan gelar petani karena dianggap tidak cool. Padahal pengertian petani ini luas di era sekarang ini, dengan menjadi petani urban farming, kita bisa menjaga kehidupan yang sehat karena terus makan sayuran hijau serta memperbaiki sistem perekonomian dengan membuka UMKM di bidang berjualan sayur-sayuran.
Saat ini medianya sangat mudah untuk mengakses inspirasi bisnis seperti Dermafarm ini dan sekaligus menjaga lingkungan tetap hijau, sehingg mengurangi bahkan menghilangkan angka udara toxic di dunia ini, semoga ya!
Oya dermafarm ini juga membantu kalian untuk yang sedang cari tahu soal pertanian, dunia pangan dan juga pupuk yang mendukung perkembangan sayu-sayuran di negara kita ini yang kaya akan sumber daya alam seperti sayur-sayuran hijau ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar