Pernikahan Lima Tahun - Full Curhatan

Happy anniv kita berdua!

Tepatnya tanggal 12 Agustus 2023 adalah hari itu terjadi, ya di mana aku dan suami telah secara sah menjalani pernikahan selama 5 tahun. Awalnya hal pertama yang paling menganggu pikiranku adalah....kok masih belum hamil juga ya. Jadi ge-er nih Allah bakal kasih surprise luar biasa apa ya sampai aku merasa ini adalah ujian pernikahan terberat yang aku rasakan.

Aku ngga pernah tau sih, tepatnya seperti apa yang dirasakan oleh suamiku ketika dihadapkan dengan problematika sampai 5 tahun ini masih belum ada kehadiran anak di keluarga kecil kami. Karena tipikal yang diamnya dia, membuat seolah semuanya itu selalu baik-baik aja, ngga mau terbawa beban pikiran ke aku mungkin, yang menurut dia pribadi aku orangnya udah pemikir banget, ditambah kalau harus tau perasaan dia. Ya itu sekilas penilaian aku pribadi aja sih.

Mumpung masih di bulan Agustus, vibes nya masih keingetlah ya anniv ala-ala ini. Sempetin pagi-pagi sebelum workout, mau buka-buka laptop trus mengalirlah tulisan ini disertai aliran air mata juga haha, entah sih kalau beneran nulis dari hati tuh rasanya kayak lagi buka-bukaan cerita sama orang yang sangat dipercaya gitu sih.

Sebenarnya aku ngga banyak ng-highlight apapun sih karena in the end aku jadi semakin tau bahwa namanya pernikahan itu ngga ada yang mudah, mungkin di depan orang lain tampaknya kita ngejalaninnya penuh tawa ceria, tapi pasti ada aja yang membuat kita merasa sedih dan desperate. Karena aku udah ngalamin sendiri dan mengaca pada pernikahan mamah papahku juga seperti itu, ada titik dimana mereka up and down. Hal terpenting yang bisa aku simpulkan adalah, gimana kita tetap bisa berama pasangan kita walaupun sedang ada di dalam posisi up and down itu.

Aku jadi paham bahwa komunikasi ini sangatlah penting, di tahun ke-5 pernikahan ini aku menjadi mengerti waktu yang tepat dalam menyampaikan beberapa kabar untuk bisa kita diskusikan dengan kepala dingin secara bersama-sama, dan kapan hal itu belum dulu disampaikan. Bahkan ada bagian dalam diri suami yang baru bisa diceritain lewat orang lain, karena dia ngga mau menanam harapan-harapan yang mana harapan itu bisa berbuah menjadi sebuah kekecewaan. Mungkin aku merasa dia sudah melakukan banyak hal dan berujung kepada belum berhasil aja, dan itu jadi trigger dia untuk ga cerita sama aku.

Dan di tahun ke-5 ini juga kita berdua memutuskan untuk program hamil lagi dan semuanya start dari titik nol, awalnya aku sedih, kayak...waktu kemarin itu seperti buang-buang uang, tapi kata suami hal itu ngga ada yang sia-sia dan berpikir positif aja kalau memang harus melewati beberapa perjalanan ini. Aku tuh cuma bisa tenang kalau udah cerita apa adanya ke suami tentang perasaan aku saat itu, ngerasa buang-buang waktu aja semuanya tuh ngga ada hasilnya, akhirnya ngerasa capek dengan semuanya dan pengen hidup semaunya.

Aku pernah bertanya kepada suami, "yang kamu tau kan aku berusaha untuk hidup sehat di tahun ini, tapi tuh apa aku nya yang kurang sabar ya dan pengennya buru-buru?" ngerasa juga jadi mudah bandingin hidup sama orang lain di posisi ini, kayak...aku cukup rutin olahraga, agak jaga makan juga dan ngga ngerokok atau vaping, tapi ada loh orang yang melakukan hal sebaliknya tapi dia sehat dan bisa hamil, aku tuh suka merasa ngga adil aja. Kata suami, satu hal yang harus diingat, Allah ngga akan dzolim kok, dan jangan pernah merasa ngga adil sama segala ketentuan Allah, Allah lebih tau apa yang baik buat hamba-Nya.

Pada akhirnya juga aku banyak belajar soal kelapangan hati yang sangat-sangat besar, Allah uji dengan segala kondisi. Terkadang suka mau ngeluh, kok gini banget ya, apa ngga tau kalau kita tuh lagi ada di konsisi kayak gini...dan itu ngga selaras dengan gimana perlakuannya gitu loh, kan jadinya kita makin ngga enak hati aja. Tapi yaudah, aku pun ngga mau sampai sakit karena kebanyakan pikiran, ya banyak pikiran gapapa tapi aku lebih suka dan udah berani sharing, kalau bersama teman seumur hidup alias pasangan kita, kita harus bisa menjadi diri sendiri bukan?

Oya di tahun ini juga kita memutuskan untuk adpot kucing, dan itu lumayan banget jadi pelipur lara. Walaupun risiko dinyinyirin orang, yang katanya lagi promil tapi malah piara kucing, otaknya dimana? Wedew, sakit hati banget ya kucing, jadi korban tak bersalah terus, ya ngga apa-apa kita mah yakin dengan jalan hidup yang lagi kita jalanini saat ini. Namanya Anya, dan dia awalnya yang kita kira betina, ternyata jantan, kelakuannya yang paling bikin geleng-geleng adalah cakar-cakar kursi sofa dan kalau aku lagi nyapu dan ngepel, si paling sibuk, lari kesana kemari kayak ada yang dikejar, ampun banget. Tapi dia lucuuuuuu banget dan gembil kalau aku kerja udah "pluk" auto naik di meja kerja dan suka senderan sama laptop wkwk.

Aku lebih bisa juga mengutarakan apa yang ngga aku suka dengan baik-baik, dan minta solusi gimana biar sama-sama enak juga kan. Trus aku ngerasa yaudah, ada hal yang bisa aku terima dari semua nasehatnya kalau aku tuh masih penuh dengan egosentris. Di tahun ini juga belajar untuk bersabar, apa-apa itu ngga mesti dan kudu sekarang detik ini juga kok, semua berjalan sesuai pada waktunya. Sama halnya di tahun ini alhamdulillah udah bisa punya rumah sendiri tapi masih harus bersabar untuk bisa kita tinggali secara utuh, masih berkunjung di weekend aja yaudah itu hal yang bisa aku syukuri saat ini.

Yaudah sekilas pengingat anniv kelima tahun kita, dan sebenarnya aku request mau ada photo post wedding gitu, tapi ngga ketemu waktunya akhirnya kita makan steak tenda yang ummmmm, kayaknya steak tuh udah paling cocok yang Steak Industry di Bintaro itu deh. Tulisan ini ditunjukkan sebagai rekam jejak dan pengingat serta penyemangat di waktu-waktu mendatang. Semoga kita terus bisa selamanya yaaaaa.